Sabtu 02 Feb 2019 15:15 WIB

BI: Uang Lusuh Terbanyak Beredar di Pasar Tradisional

Uang rupiah adalah bagian dari simbol kedaultan NKRI.

Petugas menata uang kertas rupiah. (Ilustrasi)
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Petugas menata uang kertas rupiah. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Kalimantan Selatan saat ini uang lusuh paling banyak beredar di pasar tradisional. Sehingga perlu sosialisasi kepada masyarakat untuk memperlakukan uang rupiah dengan baik.

Kepala Bank Indonesia Kalimantan Selatan Herawanto saat melakukan penukaran uang lusuh dengan uang yang berkualitas baik di Pasar Terapung Lok Baintan, Sabtu (2/2). Banyak masyarakat yang belum sadar tentang pentingnya menjaga kualitas uang rupiah kerta.

Sehingga, tambah dia, perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus dan berkala, seperti yang dilakukan tim Bank Indonesia di Pasar Terapung kali ini. Tim Bank Indonesia yang dipimpin oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Dedy Budi Waluyo melakukan sosialisasi, terkait pentingnya menjaga kondisi uang kertas tetap baik dan layak edar.

"Saat ini, kami membawa uang berkualitas baik sebanyak Rp 140 juta, untuk mengganti peredaran uang lusuh di tangan masyarakat Pasar Terapung," katanya.

Kegiatan tersebut dilakukan, tambah dia, sebagai salah satu upaya untuk menjaga distribusi uang di daerah dan menjaga tetap layak edar. BI berkomitmen, tambah dia, jangan sampai masyarakat, memegang uang lusuh, lecek dan bau, karena uang rupiah, adalah bagian dari simbol kedaultan NKRI.

"Kami selalu berharap, masyarakat menjaga kelayakan uang rupiah dengan baik, jangan sampai diremes dan dipegang saat tangan dalam kondisi kotor," katanya.

Berdasarkan data, tambah dia, Bank Indonesia telah menarik uang tidak layak edar (UTLE) tahun 2017 sebanyak Rp 6,9 triliun dan 2018 turun menjadi Rp 3 triliun. Dari jumlah tersebut, yang dimusnahkan pada 2017 sebanyak Rp 5,7 triliun dan 2018 sebanyak Rp 2,8 triliun.

Sebelumnya, Tim Bank Indonesia Kalimantan Selatan menyusuri Sungai Martapura dari Banjarmasin menuju obyek wisata Pasar Terapung Lok Baintan Kabupaten Banjar untuk menarik uang tidak layak edar dari para pedagang. Tim Bank Indonesia yang dipimpin oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Dedy Budi Waluyo berangkat dari dermaga kapal kelotok di Banjarmasin pada Sabtu dini hari, untuk menyusuri sungai menuju Lok Baintan.

Menurut Herawanto, sosialisasi yang dilakukan, selalu mendapat sambutan antusias dari masyarakat maupun pengunjung Pasar Terapung. BI Kalsel, tambah dia, sering mengajak tamu dari Jakarta, untuk sosialisasi tentang pentingnya menjaga kualitas uang, sekaligus untuk menyaksikan keunikan perdagangan di Pasar Terapung.

Obyek wisata Pasar Terapung, merupakan wisata yang unik yang harus dilestarkan dan BI sangat mendukung dan merekomendasikan agar Pasar Terapung, tetap terjaga kelestariannya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement