Rabu 06 Feb 2019 11:31 WIB

Petani Gunung Kidul Mulai Panen Jagung

Harga jual dari tingkat petani jatuh pada angka Rp 3.500 per kilogram.

Ilustrasi panen jagung pakan
Ilustrasi panen jagung pakan

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Petani di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memasuki masa panen jagung. Produktivitas rata-rata lahan jagung di wilayah itu sebesar 4,6 ton sampai 4,9 ton per hektare pipil kering.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Raharjo Yuwono di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (6/2), mengatakan pada 2019 lahan jagung mencapai 46.674 hektare. "Semua wilayah terbagi dalam zona utara, selatan, timur dan barat, pada Februari ini akan panen jagung," katanya.

Dia mengatakan kemungkinan panen tahun ini akan mengalami kenaikan pada musim hujan pertama (MH1). "Beberapa waktu lalu, kami melihat lahan jagung di Gunung Bagus, Kecamatan Paliyan, di sana hasilnya cukup baik. Mereka menanam jagung jenis hibrida," katanya.

Raharjo mengatakan harga jual dari tingkat petani jatuh pada angka Rp 3.500 per kilogram. "Jagung jenis hibrida tingkat produksi sangat tinggi dan disukai oleh petani," katanya.

Salah seorang petani di Kecamatan Playen, Muji mengatakan panen jagung tahun ini cukup baik. Petani akan mulai memetik jagung di ladang mulai pertengahan Februari ini.

"Sekarang cuaca bersahabat, karena curah hujan tidak tinggi sehingga tanaman tidak membusuk," katanya.

Dia mengatakan harga jual jagung kering pipilan di atas angka Rp 3.500 per kilogram dan petani sudah dapat dikatakan untung. "Dari pembelian benih, pupuk, hingga upah tenaga, untuk harga di atas Rp 3.500 sudah untung," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement