Jumat 15 Feb 2019 18:27 WIB

Bank Mega Syariah Targetkan Pendanaan dari Program Suka-Suka

Program Suka-Suka ditargetkan bisa berkontribusi 30 persen untuk DPK di 2019

Direktur BMS Marjana, Direktur Bisnis BMS Yuwono Waluyo, Finance Manager Dien Fadilah Apartemen Taman Rasuna, Dir Finance ATR yulita zubir, Dirut BMS Emmy Haryanti, Retail Funding & Business Development Head Herbudi Prabawani, staf ATR, SBM KCP Bekasi Kamelia Maduratni (dari kiri ke kanan). Penyerahan hadiah program Suka-Suka berupa mobil CR-V kepada Apartemen Taman Rasuna beberapa waktu lalu di Menara Mega Syariah
Direktur BMS Marjana, Direktur Bisnis BMS Yuwono Waluyo, Finance Manager Dien Fadilah Apartemen Taman Rasuna, Dir Finance ATR yulita zubir, Dirut BMS Emmy Haryanti, Retail Funding & Business Development Head Herbudi Prabawani, staf ATR, SBM KCP Bekasi Kamelia Maduratni (dari kiri ke kanan). Penyerahan hadiah program Suka-Suka berupa mobil CR-V kepada Apartemen Taman Rasuna beberapa waktu lalu di Menara Mega Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Operasional Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo mengatakan perseroan terus fokus memperkuat likuiditas di tahun 2019. Salah satunya adalah dengan memperkuat Current Account Saving Account (CASA) atau dana murah BMS melalui tabungan program suka-suka.

"Kami targetkan program suka-suka berkontribusi sebesar 30 persen bagi funding perusahaan di 2019," ucap Yuwono kepada Republika beberapa waktu lalu. Oleh karena itu ia menyebut saat ini sosialisasi program suka-suka dilakukan di seluruh cabang Bank Mega Syariah. 

Ia menyebut program ini memang menjadi bagian dari strategi perseroan memperkuat Dana Pihak Ketiga (DPK). Sehingga perusahaan memiliki beragam hadiah menarik tergantung dari kebutuhan nasabah. 

Sehingga tak melulu hanya gimmick perusahaan untuk menarik nasabah. Karena memberikan kebutuhan utama nasabah sehingga menjadi daya tarik yang cukup besar untuk masyarakat yang menabung di BMS. 

"Nasabah akan mendapatkan kebutuhan ketika menyimpan dana atau tabungan di Ban Mega Syariah. Misalnya perusahaan atau kampus mendapatkan mobil. Hadiah tersebut sama sekali tidak dipotong dari tabungan dan tetap mendapatkan bagi hasil sesuai dengan penempatan dananya," ucap dia.

Sepanjang 2018, pertumbuhan aset naik menjadi Rp 7, 3T triliun sementara DPK naik 12,1 persen menjadi Rp 5,7 triliun. Sementara itu pembiayaan naik 11,6 persen menjadi Rp 5,2 triliun.

Sementara di 2019 ia berharap DPK bisa tumbuh di atas 10 persen. "Sehingga kami berharap program suka-suka bisa menyumbang funding mencapai Rp 3,1 triliun," tutur dia.

Ia melanjutkan untuk di 2019, BMS juga memiliki target meningkatkan pembiayaan produktif. Pada 2018 angka pembiayaan produktif mencapai 63 persen, sedangkan tahun ini ditargetkan bisa sebesar 70 persen.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement