REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Usaha untuk memberikan edukasi kesiapsiagaan bencana terus dilakukan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kali ini, pembekalan diberikan kepada siswa-siswa sekolah.
Edukasi diberikan melalui gelaran bertajuk Humanity Day kepada sekitar 320 siswa-siswa di SMAN 1 Piyungan Bantul. Mereka diajak mengenal karakeristik dan potensi-potensi bencana yang ada di DIY.
Salah satu pengarah mitigasi, Sa'adi mengingatkan, masyarakat DIY tinggal di daerah yang bisa kapan saja terjadi bencana. Mulai dari ujung selatan berupa tsunami, sampai ujung utara yaitu erupsi.
"Pelatihan dibagi menjadi dua sesi yaitu simulasi teknik evakuasi bencana gempa bumi," kata Sa'adi melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/2).
Pada sesi simulasi kebakaran, siswa diajak mengenal jenis-jenis kebakaran dan dilatih untuk melakukan penanganan kebakaran dengan tepat. Salah satunya menggunakan kain basah untuk pemadaman dan penyelamatan diri.
Ada pula peragaan alat pemadam api ringat (APAR) untuk memadamkan api secara aman. Salah satu siswa, Nurhayati, mengaku senang bisa mengikuti kegiatan, dan bisa mempelajari tindakan tepat melewati bencana.
"Dengan begini kami bisa melakukan tindakan ekstrim dengan tenang dan tidak panik," ujar Nurhayati.
Kepala Cabang ACT DIY, Bagus Suryanto menambahkan, program Humanity Day itu sendiri memang merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan. Bahkan, menjadi ruh bagi lembaga-lembaga kemanusiaan.
"Untuk terus memberikan edukasi dan pelatihan kesiapsiagaan bencana kepada masyarakat dan sekolah-sekolah, terutama di Yogyakarta yang memiliki beragam potensi bencana," kata Bagus.