REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Yayasan Tunas Cendekia Mandiri meluncurkan program pemberdayaan usaha kecil menengah (UKM) berbasis masjid, Sabtu (16/2). Kegiatan tersebut diadakan bekerja sama dengan Masjid Al-Muhajirin, Kompleks Chandra Indah, Bekasi, Jawa Barat.
“Alhamdulillah, pada tahap pertama ini kami sudah membangun 10 kios, dan digunakan oleh 13 UKM. Ada yang berdagang pagi sampai siang, dan ada yang berjualan sore sampai malam hari,” kata Ketua Yayasan Tunas Cendekia Mandiri, Jauhar Arifin dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (17/2).
Kios UKM itu mulai digunakan sejak awal Februari 2019. “Adapun penerima manfaat kios terbut terdiri dari janda dan kaum dhuafa,” ujar Jauhar yang juga ketua DKM Masjid Al-Muhajirin.
Ia menambahkan, pembuatan kios untuk UKM di lingkungan Masjid Al-Muhajirin itu memiliki dua tujuan. Pertama, sebagai bagian dari pemasukan kas masjid yang dialokasikan untuk operasional masjid dan kegiatan yang menunjang kepentingan masjid.
Kedua, meningkatkan taraf hidup para pedagang. “Pengguna kios hanya dikenakan infak setiap bulannya sebesar Rp 300 ribu,” tuturnya.
Yayasan Tunas Cendekia Mandiri menggandeng beberapa lembaga untuk melakukan pembderayaan UKM.
Jauhar mengungkapkan, dalam perjalanannya kios ini telah dibangun dan didanai beberapa sponsor. “Mereka antara lain PT Wijaya Karya, YBM PLN, Pegadaian Syariah, BNI syariah dan PT Jasa Marga Tbk,” paparnya.
Ia menyebutkan, keberadaan kios di lingkungan Masjid Al Muhajirin itu memiliki potensi pasar yang baik. “Potensi pasar yang utama adalah adalah jamaah Masjid Al-Muhajirin dan warga kompleks perumahan Chandra Indah lama dan baru yang berjumlah 550 kepala keluarga (KK),” ujarnya.
Yayasan Tunas Cendekia Mandiri didiirkan tahun 2014. Kegiatan utama lembaga tersebut adalah legalitas masjid dan pemberdayaan ekonomi berbasis masjid.