Kamis 21 Feb 2019 18:11 WIB

Ini Tupoksi PGN dan Pertagas dalam Subholding Gas

PGN akan fokus pengembangan distribusi pasar.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas melakukan perbaikan di salah satu stasiun Gas Non Pelanggan milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di kawasan Gajah Mada, Palembang, Sumatra Selatan, Rabu (12/12). Berdasarkan data per Agustus 2018, PGN wilayah Kota Palembang telah melayani 89 pelanggan industri komersial, 253 pelanggan kecil, dan 6.015 rumah tangga.
Foto: Feny Selly/Antara
Petugas melakukan perbaikan di salah satu stasiun Gas Non Pelanggan milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di kawasan Gajah Mada, Palembang, Sumatra Selatan, Rabu (12/12). Berdasarkan data per Agustus 2018, PGN wilayah Kota Palembang telah melayani 89 pelanggan industri komersial, 253 pelanggan kecil, dan 6.015 rumah tangga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Pertagas, anak usaha Pertamina bergabung menjadi subholding gas. Keduanya memiliki fokus kerja masing masing dalam bisnis gas di Indonesia.

Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso menjelaskan pembagian fokus kerja sudah disusun dan disepakati dalam RUPS serta sinergi dua perusahaan. Kata Gigih, Pertagas nantinya akan fokus dalam pembangunan pipa transmisi. Sedangkan PGN akan fokus pengembangan distribusi pasar.

"Pembagiannya sesuai dengan expert masing masing. Jadi masing masing ada fokusnya. Tapi gak menutup kemungkinan ada juga pembagian bisnis secara regional," ujar Gigih, Sabtu (16/2).

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Dilo Seno Widagdo juga menjelaskan pada 2019 ini untuk menyelesaikan program percepatan pembangunan Jaringan Gas Rumah Tangga yang tertuang dalam Perpres, PGN mulai melakukan pre-feed.

Dilo merinci PGN telah melakukan inventarisasi untuk pemasangan jargas, ada sekitar 26 kota untuk studi pre-feed dan 1,2 juta calon pelanggan yang terdaftar.

"Tapi kesiapannya juga tergantung pada kabupaten/kota. Sekarang kami rampungkan studi, kalau inginnya 1,2 juta yang terdaftar itu bisa dilayani semuanya, tapi sekali lagi ini akan sangat terkait dengan kesiapan kota, perizinan pemda, dan sebagainya," ujar Dilo, Sabtu (16/2).

Dilo mengungkapkan, paling tidak di tahun ini ada sekitar 400 ribu dari 1,2 juta calon pelanggan tersebut yang sudah bisa direalisasikan jargasnya. Ia mengakui, memang belum bisa maksimal, tetapi nantinya hal ini akan disusul penambahan satu juta jargas di setiap tahun mulai 2020-2025.

Adapun, Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menambahkan, dari 26 kota tersebut merupakan kombinasi kota yang sudah memiliki pipa eksisting PGN, dan juga kota yang belum memiliki sambungan gas sama sekali.

Sebagai informasi, hingga 2018, terdapat 463.619 rumah tangga yang tersambung Jargas. Ini melonjak dari 2014 yang baru terpasang di 200 ribu rumah tangga. Di 2018 sebanyak 90.429 rumah tangga baru yang tersambung, dengan perincian 89.906 dibangun APBN dan 523 dibangun PGN. Pada 2019 ini, PGN menargetkan tambahan 800 ribu sambungan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement