Sabtu 23 Feb 2019 06:06 WIB

Fitrah dan Tauhid Pengantar ke Surga

Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya.

Berdoa Ilustrasi
Foto: Antara
Berdoa Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Anas RA pernah berkata, "Nabi SAW mendengar seorang pria (yang sedang azan) saat beliau sedang dalam perjalanan. Dia pun mengucapkan, 'Allahu Akbar... Allahu Akbar.' Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Dia berada di atas fitrah."

Lalu pria ini kembali mengucapkan, "Asyhadu an la ilah illa Allah," Rasulullah pun kembali berkata, "Ia selamat dari api neraka." Mendengar hal ini, para sahabat yang sedang bersama Nabi bergegas menuju pria tersebut. Ter nyata, ia adalah seorang penggembala kambing yang ketika tiba waktu shalat, ia mengumandangkan azan.

Ustaz Ali Hasan Bawazier membuka kajiannya perihal jalan menuju surga dengan membagi kan kisah mengenai penggembala yang mengumandangkan azan. Penggembala ini sendirian dan ha nya ditemani oleh kambing-kambingnya. Namun, ia tetap ingat shalat. Ia berzikir dan menyebut nama Allah tatkala sen di rian. Ia menikmati dua kenikmatan dan keutamaan karena mengumandangkan azan.

Yang perlu diperhatikan ada lah meskipun dia sendirian, dia tetap ingat Allah. "Ini jarang di la kukan umat yang lain, kecenderungannya ingat Allah kalau diingatkan, apalagi kalau sedang sendirian," ujar Ustaz Ali Hasan kepada jamaah di Masjid Baitul Hakim, Jakarta, belum lama ini.

Dalam hadis yang dibawakan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal-hal ini bisa menjadi penuntun dan jalan bagi umat yang ingin berusaha dan dalam hidupnya mengejar surga Allah SWT.

Hal pertama berkaitan de ngan fitrah. Kalimat Allahu Ak bar termasuk dalam fitrah yang telah Allah gariskan kepada ma nu sia. Fitrah ini seperti software yang telah ditanamkan dalam ha ti manusia sejak dalam kandungan. Allah menciptakan manusia sesuai dengan yang telah difitrahkan.

Bayi adalah makhluk yang polos dan tidak tahu apa-apa. Namun, oleh Allah sudah dita namkan kepercayaan bahwa Allah itu satu, Maha Esa. Manusia diberi pemahaman yang jika ia tumbuh dengan merawat dan menjaga fitrah ini, akan muncul iman dan mengantarkannya pada surga.

Dalam surah ar-Rum ayat 30 Allah SWT bersabda, "Maka ha dap kanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fit rah Allah. (Itulah) agama yang lu rus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."

Surat ini mengajak umat Is lam berjalan lurus di atas agama yang telah disyariatkan oleh Allah SWT. Allah telah memfitrahkan Islam kepada manusia. Ber pegang pada agama Allah ber arti berpegang pada fitrah- Nya dan membentuk iman yang kokoh. "Allahu Akbar. Allah Ma ha Besar. Ini bagian dari fitrah yang telah ditanamkan oleh Allah. Dan, penggembala ini sela mat dari neraka karena dia menegakkan fitrahnya. Fitrah ini ba nyak bentuknya, salah satunya tauhid," lanjut Ustaz Ali Hasan.

Ustaz Ali Hasan mengingat kan kepada jamaah yang hadir untuk menjaga fitrah dan tauhid yang sudah ditanamkan oleh Allah SWT. Dua hal ini harus di te gak kan di manapun dan kapan pun. Jika seorang umat sudah niat menegakkan fitrah dan tau hid selama hidupnya, konsekuensi yang harus ia jalani adalah se ma sa hidupnya segala aktivitas ditujukan untuk ibadah, untuk men cari ridha dan cinta dari Allah.

Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Tugas manusia adalah menauhidkan Allah dan beribadah. Dalam surat adz-Dzariyat ayat 56 Allah bersabda, "Dan Aku tidak men cip takan jin dan manusia melain kan supaya mereka beribadah kepada-Ku."

Keutamaan tauhid yang mam pu menyelamatkan umat da ri api neraka juga telah banyak di bahas dan ditulis dalam hadishadis yang ada. Dalam HR Mus lim, Rasulullah bersabda, "Ba rang siapa yang meninggal dunia, sedangkan dia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah melainkan Dia (Allah), niscaya akan masuk jannah."

Dalam hadis lainnya Nabi juga mengucapkan, "Barang siapa yang meninggal dunia dalam ke adaan tidak menyekutukan Allah dengan suatu apa pun, niscaya dia akan masuk Jannah. Dan ba rang siapa yang meninggal dunia dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, niscaya dia akan masuk neraka."

Seseorang yang ahli tauhid diharamkan oleh Allah atas kekalnya api neraka. Hal itu disampaikan oleh Rasulullah SAW, ia ber kata, "Sesungguhnya Allah meng haramkan neraka bagi orang yang mengatakan Laa ilaah illallah, yang di ucapkan ikhlas mengharapkan wajah Allah." "Nabi Muhammad SAW sa ngat memberikan perhatian pe rihal tauhid. Dalam setiap kegiat an dakwahnya, ia selalu membicarakan tentang tauhid. Ia me rasa harus terus mengingatkan manusia akan bahaya syirik dan menyekutukan Allah SWT," ujar Ustaz Ali Hasan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement