Sabtu 02 Mar 2019 05:12 WIB

Aprindo Sepakat Kurangi Kantong Belanja Plastik

Kantong Plastik Tidak Gratis (KPTG) secara bertahap mulai iterapkan 1 Maret 2019.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andi Nur Aminah
Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta menggelar operasi tukar kresek dengan kantong ramah lingkungan di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (18/12).
Foto: Mimi Kartika / Republika
Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta menggelar operasi tukar kresek dengan kantong ramah lingkungan di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai asosiasi resmi yang menaungi usaha ritel di Indonesia, Asosiasi Pengusaha Ritel (Aprindo) mendukung salah satu visi pemerintah 2025. Visi yang dimaksud adalah mengurangi 30 persen sampah dan menangani sampah sebesar 70 persen, termasuk sampah plastik.

Dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2019, Aprindo menyatakan komitmen bersama untuk mengurangi kantong belanja plastik sekali pakai (kresek) di semua gerai-gerainya. Salah satu caranya adalah dengan kembali menerapkan kebijakan Kantong Plastik Tidak Gratis (KPTG) secara bertahap mulai 1 Maret 2019.

"Ini adalah langkah nyata dari peritel modern untuk mengajak masyarakat agar menjadi lebih bijak dalam menggunakan kantong belanja plastik sekaligus menanggulangi dampak negatif lingkungan akibat sampah plastik di Indonesia," ujar Ketua Umum Aprindo, Roy Mandey, dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Sabtu (2/3).

Ia mengatakan Aprindo siap mendukung usaha pemerintah yang bertujuan mengurangi konsumsi plastik khususnya kantong belanja plastik sekali pakai di masyarakat. Aprindo turut serta secara aktif berkontribusi terhadap masalah tersebut. Dan sebagai bagian dari masyarakat, Aprindo pun harus ikut serta bertanggung-jawab.

Konsumen yang ingin menggunakan kantong plastik sekali pakai atau kresek akan dikenakan biaya tambahan sebesar minimal 200 rupiah per lembarnya. "Konsumen akan kita sarankan untuk menggunakan tas belanja pakai ulang yang juga disediakan di tiap gerai ritel modern," lanjut Roy.

Sosialisasi KPTG untuk konsumen akan mulai disosialisasikan di gerai-gerai ritel modern melalui pengumuman poster, sosial media dan ajakan langsung dari kasir. Kantong belanja plastik yang kini menjadi barang dagangan tersebut juga akan memberikan kontribusi kepada negara berupa pajak pertambahan nilai (PPN).

Selain itu, Aprindo merekomendasi penggunaan kantong belanja plastik sesuai SNI yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional (BSN) atas rekomendasi Pusat Standarisasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kantong plastik yang digunakan harus telah mempunyai kriteria mudah terurai (oxo-degradable atau bio-degradable).

Wacana pemerintah dalam pelarangan penyediaan kantong belanja plastik di toko ritel modern kurang sejalan dengan tujuan pengurangan dan pengelolaan sampah, yang tertera dalam Peraturan Pemerintah No 81 thn 2012 pasal 1 ayat 3 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga & Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga serta Peraturan Presiden No 97/ 2017 pasal 3 ayat 2 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga.

"Mengubah budaya masyarakat yang akrab sekali dengan kantong plastik tidak semudah membalikkan telapak tangan, untuk itu kita coba secara perlahan mulai sekarang," ujar Roy.

Aprindo berharap kebijakan kantong belanja plastik berbayar di ritel modern bisa membuat masyarakat lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik, diikuti oleh industri lain, serta didukung oleh pemerintah sebagai bentuk upaya pengurangan penggunaan kantong belanja plastik sekali pakai di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement