REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Real Madrid memasuki momen getir. Dalam beberapa hari terakhir, klub raksasa Spanyol itu tersingkir dari dua kompetisi.
Pertama dari ajang Copa del Rey. Madrid disisihkan rival klasik, Barcelona, di fase semifinal. Sempat menahan imbang Barca 1-1 pada leg pertama, El Real tak berdaya pada pertemuan kedua.
Menjamu Blaugrana di Stadion Santiago Bernabeu, Kamis (28/2), dini hari WIB, Los Blancos kalah 0-3. Walhasil asa Si Putih menuju partai puncak event tersebut, gagal terealisasi.
Tiga hari berselang, el Clasico kembali berlangsung. Kali ini pada ajang La Liga Spanyol. Lagi-lagi Madrid dipecundangi El Barca. Bertanding di Bernabeu, Ahad (3/3) dini hari WIB, El Real menyerah 0-1.
Itu membuat Sergio Ramos dan rekan-rekan semakin jauh dari singgasana La Liga. Hingga journada ke-28, Los Merengues tertahan di tangga ketiga klasemen sementara kompetisi terelite ranah Matador.
Dengan mengantongi 48 poin, Madrid tertinggal 12 poin dari Barca di singgasana. Meski berat, secara matematis, masih memungkinkan bagi Si Putih untuk mengejar Lionel Messi dkk. Liga menyisakan 12 pertandingan lagi.
Berbeda ketika bicara Liga Champions. Setelah tiga tahun mendominasi ajang ini, El Real akhirnya merasakan kekecewaan mendalam. Tim polesan Santiago Solari disisihkan Ajax Amsterdam pada babak 16 besar.
Madrid sempat berada di atas angin lantaran unggul 2-1 pada leg pertama di Belanda. Tapi di pertemuan kedua, semuanya berubah. Dalam beberapa hari ini, Bernabeu jadi neraka bagi pemiliknya. Menjamu Ajax di Stadion tersebut pada Rabu (6/3) dini hari WIB, Los Blancos dibantai 1-4.
Alhasil, tiket ke perempat final gagal diraih. Si Putih kalah agregat, 3-5. "Kami kehilangan semuanya hanya dalam sepekan, dan itu terjadi di kandang kami sendiri. Saya tidak pernah merasakan hal seburuk ini," kata bek sayap El Real, Dani Carvajal, dikutip dari laman resmi UEFA.
Situasi demikian berpengaruh pada rapor Solari. Isu-isu pemecatan entrenador asal Argentina itu santer terdengar. Paling banter, yang bersangkutan cuma bertugas hingga musim ini berakhir.
Satu nama disebut-sebut berada dalam daftar buruan Madrid. Dia adalah Jose Mourinho. Kebetukan taktikian berdarah Portugal itu tidak sedang melatih siapa-siapa.
Namun buru-buru, Mou menepis kabar yang berkembang. Ia memahami dalam sepak bola selalu ada rumor seperti ini. Secara konkret, belum ada komunikasi nyata antara dirinya dengan manajemen klub tersebut.
"Tidak ada kontak apapun. Anda berbicara tentang kemungkinan. Saya bangga nama saya disebut (bakal melatih Madrid), tapi Madrid sudah memiliki pelatih," ujar sosok yang pernah menangani Los Blancos dari 2010 hingga 2013 itu.
Selain Mourinho, muncul pula Juergen Klopp (Liverpool) dan Mauricio Pochettino (Tottenham Hotspur). Namun dua sosok tersebut masih terikat kontrak jangka panjang dengan klub masing-masing. Kemudian Massimiliano Allegri (Juventus) yang turut berada dalam daftar buruan raksasa Spanyol. Kebetulan kerja sama Allegri dengan Juve, diprediksi berhenti pada akhir musim ini.
Satu nama terakhir cukup mengejutkan. Dia adalah Zinedine Zidane. Ya, Madrid berencana kembali menarik Zidane ke pangkuan.
Presiden Madrid Florentino Perez mulai berpikir tentang opsi ini. Kebetulan hubungan mantan kapten tim nasional Prancis dengan manajemen Los Blancos tetap terjalin baik. Dua anaknya masih bermain di klub tersebut. "Zinedine Zidane adalah orang yang diinginkan Florentino Perez di bangku cadangan Real Madrid," demikian tulisan yang dikutip dari Marca, Kamis (7/3).
Saat ini Zidane sedang menganggur. Sebagai pelatih, sosok 46 tahun itu membuat rekor yang sulit dipecahkan siapapun. Ia membawa Los Blancos meraih Si Kuping Lebar tiga tahun beruntun. Itulah alasan terkuat andai Madrid berusaha kembali bekerja sama dengan eks gelandang Juventus itu.