REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu sekaligus agen gelandang Paris Saint-Germain (PSG) Adrien Rabiot merasa bahwa putranya menjadi tahanan di klub Prancis tersebut. Veronique Rabiot yakin perlakuan terhadap putranya terlalu keras dan bahwa anggota skuat lainnya menerima perlakuan lebih istimewa.
Kontrak pemain Prancis itu akan berakhir pada musim panas ini. Rabiot menegaskan ia ingin meninggalkan PSG. Klub Paris tersebut merespons dengan memaksanya berlatih bersama tim kedua dan bukan tim senior.
"Putra saya adalah tahanan di PSG," kata Veronique kepada L'Equipe yang dikutip Marca pada Rabu (20/3). "Satu-satunya yang ia inginkan adalah menyelesaikan masa kontraknya dan dihormati."
Veronique menyebut PSG mendenda anaknya karena tidak terbang ke Qatar ketika nenek sang gelandang meninggal dan ayahnya dalam keadaan kritis. Veronique menuding bahwa Neymar Jr. tidak memiliki standar yang sama dengan klub.
"Di PSG, mereka mendenda pemain karena datang terlambat enam menit di pertemuan tim (yang terjadi pada Rabiot sebelum pertandingan melawan Marseille). Lainnya, saat cedera diizinkan untuk melakukan perjalanan ke seluruh dunia dan pergi ke karnaval," kata dia menyindir Neymar.