REPUBLIKA.CO.ID, QATAR -- Pembalap Ducati Andrea Dovizioso menilai sosok yang akan menguasai MotoGP 2019 belum dapat ditebak, setidaknya hingga balapan kelima, di Sirkuit Le Mans, Prancis. Menurut Dovi, memprediksi penguasa MotoGP musim ini sejak balapan pertama hingga ketiga sangat sulit.
Dovi memenangkan seri pembuka MotoGP di Sirkuit Losail, Doha, Qatar, 10 Maret lalu. Namun, status kemenangannya belum aman karena harus menunggu keputusan pengadilan banding akibat protes dari Honda, Suzuki, Aprilia Racing Team Gresini dan Red Bull terhadap winglet yang digunakannya.
Alasan Dovi menganggap balapan pertama hingga kelima belum dapat menjadi patokan karena sirkuit di Qatar, Argentina dan Texas dianggapnya aneh. Dia mengatakan, balapan sesungguhnya baru akan dimulai ketika berlangsung di Eropa yaitu di Jerez dan Le Mans.
"Jalur Qatar sangat aneh sehingga kami harus menunggu, saya pikir sampai Le Mans minimum, karena dua putaran berikutnya juga akan menjadi trek yang aneh," kata Dovizioso, dilansir Crash, Kamis (21/3).
Meski menang di Qatar, Dovi masih harus meningkatkan kecapatan, terutama dari ancaman juara bertahan, Marc Marquez. Jarak Marquez dengannya hingga akhir balapan sangat berdekatan hanya 0,023 detik.
Oleh karena itu, peluang untuk kehilangan podium pada balapan berikutnya masih terbuka bagi Dovi. Dia menyadari motornya lambat ketika berada di tikungan lintasan. Namun, dalam akselerasi dan ketika di lintasan lurus, motornya mempunyai tenaga yang baik.
Pembalap asal Italia itu merasa kehilangan sesuatu ketika di atas 19 putaran. "Tapi saya tidak tahu karena memahami situasi Honda juga sulit. Kelihatannya mereka memiliki keuntungan kecil dibandingkan tahun lalu, karena mereka memiliki kekuatan lebih, tetapi kami harus menunggu untuk melihat dalam kondisi yang berbeda," kata dia menganalisis perjalanan selama balapan di Qatar.