REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Global Wakaf - Aksi Cepat Tanggap (ACT) mentransformasi dana wakaf menjadi lumbung ternak wakaf dan lumbung pangan wakaf. Global Wakaf - ACT menaruh perhatian terhadap pangan yang menjadi kebutuhan dasar umat untuk terciptanya ketahanan pangan.
Presiden Global Wakaf - ACT, N Imam Akbari mengatakan, menaruh perhatian terhadap pangan yang menjadi kebutuhan dasar umat dalam waktu jangka pendek dan panjang. Di dalam Alquran dan hadis, banyak ayat yang mengingatkan manusia tentang pentingnya ketahanan pangan.
"Menjelang berakhirnya dunia, sumber daya semakin terbatas, sumber daya pangan adalah sektor yang harus sangat dijaga demi kelangsungan hidup manusia," kata Imam kepada Republika.co.id di Menara 165, Kamis (21/3).
Ia menyampaikan, Global Wakaf - ACT melihat pentingnya menjaga kelangsungan pertanian, perkebunan dan peternakan. Melalui dana wakaf, sektor-sektor tersebut sedang dibangun dan digerakkan sehingga menjadi wakaf produktif dengan dukungan para wakif.
Ia menyampaikan, lumbung ternak wakaf yang besar ada di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kemudian di Blora, Jawa Tengah dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Global Wakaf - ACT akan mengembangkan lumbung ternak wakaf sesuai kearifan lokal di masing-masing daerah.
"Lumbung pangan wakaf padi di Blora dan Lombok, lumbung pangan wakaf (berupa perkebunan) jagung di Sumbawa, (lumbung pangan wakaf) sereh wangi di Aceh," ujarnya.
Ia menjelaskan, banyak petani dan peternak lokal yang terlibat dalam program lumbung pangan wakaf dan lumbung ternak wakaf. Hasil panennya bisa dibeli lembaga filantropi untuk membantu berbagai negara yang mengalami kesulitan. ACT membeli hasil panen mereka dengan harga yang baik. Sebab ACT memperhatikan hak-hak petani agar mendapatkan harga yang layak.
ACT menerangkan, hasil atau keuntungan dari lumbung pangan wakaf dan lumbung ternak wakaf bisa digunakan untuk proyek-proyek sosial. Di antaranya untuk program bantuan pangan, pendidikan dan kesehatan masyarakat miskin.
Bahkan keuntungan dari wakaf produktif bisa untuk membangun perumahan rakyat, artinya hasilnya bisa untuk infrastruktur rakyat. Tentu keuntungannya bisa untuk megentaskan kemiskinan. Sementara pokok wakafnya tetap utuh tersimpan dan terjaga dengan baik.
Presiden ACT, Ahyudin mengatakan, lumbung pangan wakaf yang dikelola oleh Global Wakaf - ACT di Sumbawa telah mengkolaborasikan potensi lokal dengan program-programnya. Di lahan perkebunan jagung seluas 3.500 hektare, Global Wakaf - ACT telah memberdayakan 1.200 keluarga. Lahan perkebunan jagung tersebut kini dapat menghasilkan 50 ribu ton jagung per tahun.