REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas sepak bola Indonesia U-23 terpaksa menelan pil pahit karena dipastikan tidak lolos ke putaran final Piala AFC U-23. Berstatus juara Piala AFF U-22 di Myanmar, tim yang dilatih Indra Sjafri belum dapat bicara banyak di level Asia.
Pengamat sepak bola nasional, Mohamad Kusnaeni, mengaku kecewa dengan permainan yang dihadirkan timnas U-23 selama beberapa hari terakhir. Dengan berbekal juara tingkat Asia Tenggara, ekspektasi masyarakat Indonesia dibuat seperti roller coaster saat tim kesayangannya tumbang dalam waktu singkat.
"Ekspektasi kita begitu tinggi setelah keberhasilan di Piala AFF. Tapi penampilan timnas di Vetnam terasa sekali tidak maksimal," kata Kusnaeni saat dihubungi Republika.co.id, Senin (25/3).
Kusnaeni menilai, ada yang keliru dari kualitas performa timnas secara keseluruhan. Kalah telak oleh Thailand dan kerepotan menghadapi Vietnam menjadi buktinya.
Dari segi kualitas pemain, menurut Kusnaeni, timnas sudah memiliki armada yang mumpuni. Ia tidak melihat adanya masalah dari permainan Egy Maulana Vikri dan Saddil Ramdan.
Penurunan kualitas permainan timnas U-23 erat kaitannya dengan persiapan tim menjelang kualifikasi Piala AFC yang notabene merupakan target Indra Sjafri. "Saya kira, PSSI dan jajaran pelatih harus jujur dan mau introspeksi soal ini. Apakah sudah membuat analisis SWOT yang utuh tentang calon lawan-lawan kita," kata Kusnaeni.
Kegagalan timnas kali ini, lanjut Kusnaeni, harus menjadi pelajaran mahal bagi sang pelatih. Karena, dalam waktu dekat timnas akan menjalani kompetisi SEA Games. Untuk itu, timnas perlu cepat-cepat membentuk kembali mental dan teknis latihan yang jempolan. "Saya pikir ini masalah persiapan yang harus dibenahi," ucapnya.
Kusnaeni menyampaikan, persiapan timnas harus bersifat jangka panjang yang terencana dan fokus. Sementara, persiapan kualifikasi Piala AFC kemarin dinilai terlalu singkat. "Untuk persiapan jangka panjang, harus ada sinkronisasi dengan kompetisi liga nasional. Karena para pemain tetap harus ikut kompetisi untuk menjaga kualitas dan kemampuan mereka."
Kusnaeni menilai, justru pemusatan latihan dengan waktu panjang tidak efektif untuk meningkatkan kualitas pemain. Ia berharap ada koordinasi yang terjalin dengan baik antara timnas dengan penyelenggara liga.