REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah menyelesaikan proses fabrikasi Anjungan YYA dan sedang diberangkatkan menuju lepas Pantai Utara Jawa Barat. Kepala Divisi Manajemen Proyek dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas Luky Agung Yusgiantoro menjelaskan Lapangan YY merupakan salah satu proyek yang secara ketat dipantau SKK Migas.
"Kami mendorong proyek ini dapat selesai lebih cepat," kata Luky, Selasa (26/3).
Lapangan tersebut targetnya mulai berproduksi pada September 2019. Selain minyak sebesar 4.000 barel per hari (BOPD), Lapangan YY akan menghasilkan gas sejumlah 25 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Seluruh hasilnya akan dipakai untuk kebutuhan domestik dan industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ.
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi Meidawati mengatakan, PHE ONWJ adalah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pertama di Indonesia yang menerapkan skema gross split. "Proses pabrikasi anjungan yang tepat waktu membuktikan kami menerapkan gross split dengan tepat, sehingga segala sesuatunya lebih efisien," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Pengembangan PHE Afif Saifudin mengatakan perusahaan menerapkan strategi khusus untuk mengurangi penurunan produksi secara alami alias natural decline. “Anjungan YYA terdiri dari tiga sumur dan slot dua sumur tambahan,” katanya.
Tujuan tambahan sumur itu untuk antisipiasi kegiatan pengeboran di masa mendatang. Penyelesaian Anjungan YYA ini dilakukan oleh kontraktor EPCI PT Meindo Elang Indah di Handil-1 Fabrication Yard di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Perjalanan anjungan menuju lokasi pemasangan membutuhkan waktu tujuh sampai sembilan hari. Pada awal April nanti pemasangan pile, jacket, dan topside termasuk boat landing anjungan sudah dapat terlaksana.
Dalam waktu yang bersamaan, sejak bulan Januari hingga Februari 2019, PHE ONWJ telah terlebih memasang pipa penyalur bawah laut sepanjang 13,5 kilometer dari lokasi rencana Anjungan YYA ke Anjungan KLB. Pipa bawah laut tersebut akan digunakan untuk menyalurkan minyak dan gas (migas) ke Anjungan KLB.
Selanjutnya, minyak akan dialirkan ke fasilitas pengolahan atau central plant untuk pemrosesan dan dialirkan ke FSO Arco Arjuna. Sementara produk gas akan disalurkan ke Anjungan Mike-Mike dan kemudian ke Muara Karang untuk didistribusikan ke konsumen.
Proyek dengan alokasi biaya sebesar 85,4 juta dolar AS ini memiliki potensi cadangan minyak 4 juta barel (MMBO) dan gasnya sebesar 21,2 miliar kaki kubik (BSCF). Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mengelola Blok ONWJ sejak Juli 2009. Wilayah operasinya mencakup area sekitar 8.300 kilometer persegi di Laut Jawa yang terletak di sebelah utara Cirebon sampai ke Kepulauan Seribu.