Selasa 26 Mar 2019 18:26 WIB

Keutamaan Akal Menurut Islam

Akal dan hati merupakan instrumen di dalam tiap insan.

Menjaga pikiran tetap tajam (ilustrasi)
Foto: Fitsavy.com
Menjaga pikiran tetap tajam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT menciptakan manusia sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan-Nya. Setiap insan dibekali dengan akal dan hati. Keduanya merupakan instrumen yang berbeda satu sama lain. Bagaimanapun, mereka saling melengkapi supaya seorang manusia dapat hidup secara sewajarnya.

Tentang akal, Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana diriwayatkan at-Tirmidzi, "Tidak ada makhluk yang diciptakan Allah yang lebih mulia daripada akal." Akal yang sehat dapat menjadi jalan untuk meningkatkan ketakwaan, alih-alih bersikap kufur kepada-Nya.

Baca Juga

Nabi SAW berpesan, "Apabila manusia mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berbagai macam kebaikan, maka hendaknya engkau mendekatkan dirimu kepada-Nya dengan akalmu."

Di tempat lain, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada keuntungan bagi seseorang yang lebih besar daripada kemuliaan akal. Akal yang membimbing pemiliknya pada petunjuk dan melindungi dari kebinasaan." Maka, tidak mengherankan bila Islam merupakan agama yang mendorong umat manusia untuk mendayagunakan kemampuan akal.

Dengan akal, seorang insan dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk, untuk kehidupan duniawi dan ukhrawi. Apalagi bagi seorang yang beriman. Akal seorang mu`min akan dituntun oleh ajaran agama Islam, sehingga dapat selamat di dunia dan akhirat bila mengharap ridha Allah.

Karena itu, agama ini tidak menetapkan bagi mereka yang belum berakal sempurna. Sebagai contoh, orang yang dengan gangguan jiwa atau anak-anak. Mereka belum dikenai hukum agama.

Sementara itu, hati merupakan instrumen yang tidak mudah--atau bahkan mustahil--dikendalikan manusia. Rasulullah SAW menjelaskan, "Sesungguhnya Allah memiliki wadah-wadah di bumi, yakni hati. Hati yang paling disukai Allah adalah yang paling lembut, jernih, dan keras (yakni) paling keras dalam beragama; paling jernih dalam keyakinan; dan paling lembut terhadap saudara."

Tambahan bagi orang-orang yang beriman. Hati mereka cenderung diterangi cahaya Allah SWT. Nabi SAW menjelaskan, "Hati orang beriman begitu jernih. Di dalamnya, ada lentera yang bercahaya indah. Sedangkan hati orang kafir berwarna hitam dan terbalik."

Ciri-ciri hati orang yang beriman juga disebut-sebut di dalam Alquran. Misalnya, surah al-Anfal ayat dua. Artinya, "Mereka apabila disebut nama Allah, maka gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka." Sebaliknya, hati seorang yang kafir akan tertutup dari getaran iman.

sumber : Islam Digest Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement