Kamis 28 Mar 2019 11:44 WIB

Butuh Pendanaan, Usaha Rintisan Perlu Perhatikan Hal Ini

Perusahaan rintisan perlu memperhatikan tiga nilai jual.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Aktivitas startup. Ilustrasi.
Foto: Reuters
Aktivitas startup. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eksistensi perusahaan rintisan atau startup tengah menggeliat di tanah air. Namun, para pendiri start up masih menemui kendala klasik yang kerap menjadi keluhan, yakni terkait persoalan pendanaan untuk modal pengembangan usaha.

CEO Bizcom Indonesia, Sendra Wong, mengatakan, sebetulnya cara untuk mendapatkan pendanaan bagi startup kali ini mulai beragam. Tak hanya dari perbankan, usaha rintisan bisa memperolen permodalan dari sumber-sumber lain bisa menjadi pilihan utama.

Baca Juga

“Tentu, membutuhkan strategi untuk menarik investor. Tapi, strategi itu bukan hanya soal pemasaran, tapi dalam hal menciptakan good value yang membuat investor tertarik,” kata Sendra Wong di Hotel Fairmont Jakarta, Kamis (28/3).

Ia mengatakan, menciptakan good value itu harus benar-benar dioptimalkan. Sebab, asal muasal investor saat ini tidak hanya bersumber dari industri keuangan, tapi juga banyak dari industri lain yang sejatinya kompetensi investor itu bukan pada investasi.

CEO Mandiri Capital Eddi Danasaputro mengatakan, startup di Indonesia setidaknya perlu memperhatikan tiga nilai jual. Pertama, apakah industri yang ia kembangkan sedang tumbuh atau tidak. Kedua, apakah pendirinya memiliki pengalaman dan kapasitas di sektor yang dikembangkan. Dan, ketiga, apakah tim yang ada di belakang pendiri memiliki kompetensi yang mumpuni.

“Setiap startup tentu punya keunggulan masing-masing. Namun, itu belum cukup karena tiga faktor itu menjadi perhatian kami sebelum mulai berinvetasi,” ujar dia.

Tak hanya sampai di situ, Eddi menambahkan, startup juga harus memiliki keunikan dan keunggulan yang kontras sehingga dapat membedakan start up itu dengan yang lainnya. Tanpa itu, kata Eddi, sulit bagi investor untuk bisa melihat prospek masa depan dari startup tersebut.

Sementara itu, start up juga mesti memiliki strategi komunikasi yang baik dan solid. Konsultan Komunikasi, Fransisca Adinda dari Precious Communications mengatakan, startup mutlak harus memiliki strategi komunikasi dari hulu ke hilir.

Sejauh ini, menurut dia, kebanyakan start up cenderung fokus pada strategi komunikasi di hilir saja. Padahal, strategi komunikasi di hulu juga diperlukan. Stragegi komunikasi hulu yang dimaksud yakni sejauh apa para pendiri perusahaan merencanakan bisnis tentang apa yang bisa disampaikan kepada publik.

Sedangkan hilir, yakni seperi aksi komunikasi yang bersentuhan langsung dengan konsumen di pasar. “Akibatnya, kita bisa lihat banyak start up yang dapat investasi di tahap seed, tapi setelah itu tidak pernah mendapat kepercayaan lagi untuk tingkatan seri A. Ini karena pendirinya hanya fokus pada kulit luar bisnisnya,” ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement