REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Amerika Serikat (AS) Joseph R. Donovan mengatakan baik di AS maupun Indonesia persoalan sampah plastik masih terus dicari solusinya. Di AS, kata Donovan, ada sejumlah cara yang terus dicoba untuk mengatasi masalah ini.
"Termasuk membangun pabrik daur ulang skala besar, mengedukasi semua orang terutama anak muda untuk mengubah perilaku mereka terhadap sampah," kata Donovan, Rabu (27/3).
Donovan sempat berdiskusi tentang pengelolaan dan daur ulang sampah. Ia mengatakan yang pertama-tama yang harus dibangun adalah kesadaran masyarakat. Kedua memiliki teknologi yang efektif.
"Ketiga memiliki sumber daya agar dapat melangkah maju, dan keempat Anda harus memiliki program yang dapat diimplementasikan, dan juga belajar dari sana," kata Donovan.
Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Tukul Rameyo Adi mengatakan pemerintah Indonesia tidak hanya dengan AS tapi juga sudah berkerja sama dengan beberapa negara dalam pengelolaan dan daur ulang sampah. Dengan Eropa seperti Denmark, Norwegia, Korea, Jepang dan Australia.
"Semua kami undang untuk mengentaskan masalah sampah, kami juga program in-house program yang dikhususkan untuk generasi muda," kata Adi.
Adi mengatakan Indonesia juga telah berupaya meningkatkan literasi, pemahaman dan pengetahuan tentang sampah. Pengetahuan tentang bahaya sampah di laut karena sampah tidak hanya mengotori laut tapi juga berbahaya bagi kesehatan manusia.
"Dampak luarbiasa, sampai sekarang masih terus dikaji, dampaknya itu lebih menakutkan, karena dapat menjadi bagian dari yang dimakan," tambah Adi.
Adi mengatakan sebagai koordinator Kementerian Koordinator Kemaritiman mengkoordinir semua pemangku kepentingan baik di dalam maupun luarnegeri dalam mengatasi masalah sampah.
"Istilahnya kerja budaya," kata Adi.