Jumat 29 Mar 2019 02:07 WIB

Boeing Kaji Restrukturisasi Pembelian Pesawat dengan Garuda

Garuda membatalkan pembelian 49 unit Boeing 737 MAX 8.

Red: Nur Aini
Direktur Pemasaran Internasional The Boeing Company Samir Belyamani (kanan) bersama staff usai menemui Direktur Utama Garuda Indonesia di Garuda Centre, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (28/3/2019).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Direktur Pemasaran Internasional The Boeing Company Samir Belyamani (kanan) bersama staff usai menemui Direktur Utama Garuda Indonesia di Garuda Centre, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (28/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan manufaktur pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, akan mempelajari kemungkinan merestrukrusasi kontrak yang berlaku terkait pembelian pesawat dengan Garuda Indonesia. Hal itu setelah Garuda membatalkan pengiriman 49 unit Boeing Max 737 MAX 8.

"Boeing juga mengerti posisi Garuda dan akan mempelajari kemungkinan untuk merestrukrusasi kontrak yang berlaku, dan bekerja sama dan memberikan dukungan penuh kepada Garuda untuk memenuhi kebutuhan Garuda ke depannya mengingat Garuda adalah maskapai nasional dan pelanggan kunci untuk Boeing," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara melalui pesan singkat, Kamis (28/3).

Manajemen Garuda Indonesia menerima kedatangan perwakilan senior dari Boeing pada Kamis (28/3) pagi. "Dalam pembicaraan pagi ini Garuda menyampaikan kembali kepada Boeing bahwasanya kami tetap percaya kepada produk Boeing akan tetapi untuk keselamatan penumpang Garuda dan masyarakat Indonesia pada umumnya kami tidak dapat melanjutkan pemesanan 49 pesawat 737 seri MAX 8 yang sedianya mulai dikirim di 2020," kata Ari.

Ari menambahkan dari sisi teknis Boeing sudah melakukan perbaikan atas sistem Manuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) dan masih menunggu persetujuan dari otoritas penerbangan sipil Amerika Serika atau Federal Aviation Administration dan laporan akhir atas kecelakaan Ethiopian Air dan Lion Air. "Dari Garuda kami masih percaya terhadap brand Boeing namun kami sudah tidak percaya lagi dengan produk MAX-8 khususnya karena masyarakat yang notabene pelanggan kami sudah kehilangan kepercayaan terhadap produk itu," katanya.

Namun, Ari menegaskan pihaknya tidak beralih ke merk pesawat lain dan tetap melanjutkan kontrak dengan Boeing. "Yang pasti kami tidak akan mengganti ke brand lain seperti yang dilakukan beberapa maskapai lain, namun meminta Boeing untuk menawarkan produk lain selain MAX 8 tersebut," katanya.

Sementara itu, kata dia, nilai, jenis dan waktu pengiriman akan dibahas antar-kedua tim secara terbuka dan akan membahas internal di Seattle. Ari juga menawarkan masukan kepada Boeing untuk memfasilitasi pertemuan dengan regulator dan memberikan masukan kepada Boeing untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dan regulator kepada merk Boeing. "Kami akan melakukan pertemuan lanjutan pada akhir April untuk mencari solusi win win untuk kedua belah pihak," katanya.

Pihak Boeing juga menyampaikan simpatinya kepada keluarga korban dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement