Rabu 03 Apr 2019 23:55 WIB

IAEA Tegaskan Iran Berkomitmen Jalankan Kesepakatan Nuklir

Iran kooperatif dengan segala protokol kesepakatan nuklir

Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.
Foto: Reuters/ISNA/Hamid Forootan/Files
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK— Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), Yukiya Amano menggaris-bawahi fakta bahwa Iran telah melaksanakan komitmennya berdasarkan kesepakatan yang dikenal dengan nama Rencana Aksi Menyeluruh Bersama (JCPOA). 

Ketika berbicara dalam sidang Dewan Keamanan PBB pada Selasa (2/4) mengenai diperkuatnya Kesepakatan Anti-Penyebaran Nuklir sebelum Konferensi Kajian pada 2020, Yukiya Amano mengatakan, "Program nuklir Iran dan DPRK masih termasuk dalam topik utama agenda Badan tersebut." 

Baca Juga

Dia menambahkan, pada Desember 2015, pihaknya menyerahkan penilaian akhir mengenai masalah yang ada pada masa lalu dan sekarang berkaitan dengan program nuklir Iran ke Dewan IAEA.  

"Saya menyatakan bahwa Iran telah melaksanakan sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan bahan peledak nuklir sebelum akhir 2003," kata Amano, sebagaimana dikutip Kantor Berita Iran, IRNA, Rabu (3/4).

Kepala IAEA itu menekankan bahwa semua kegiatan ini tidak berlanjut di luar studi kelayakan dan sains, dan pengambil-alihan kemampuan serta kemampuan teknis terkait tertentu.

Dia kembali menyampaikan kepatuhan Iran pada komitmen yang berkaitan dengan nuklir, dan mengatakan IAEA tidak memiliki petunjuk yang dapat dipercaya mengenai kegiatan Iran tentang pengembangan bahan peledak nuklir setelah 2009.

Pemimpin IAEA tersebut menekankan fakta bahwa lembaga itu akan terus mengabsahkan tidak-dialihkannya bahan nuklir yang diumumkan oleh Iran berdasarkan Kesepakatan Perlindungan NPT. 

Dia mengatakan, pelaksanaan kesepakatan perlindungan menyeluruh, protokol tambahan, dan tindakan transparansi lain di Iran berdasarkan JCPOA menjadi sistem pengabsahan yang paling kuat yang ada di sini di dunia. 

Presiden AS Donald Trump pada 8 Mei 2018 mengumumkan penarikan AS dari JCPOA, yang dikutuk oleh pihak lain di dalam kesepakatan 2015 tersebut dan penekanan mereka untuk mempertahankan kesepakatan internasional bersejarah itu.

Badan Tenaga Atom Internasional di dalam laporan ke-14-nya pada 22 Februari kembali menyampaikan kepatuhan Iran pada komitmennya berdasarkan kesepakatan nuklir yang dikenal dengan nama Rencana Aksi Menyeluruh Bersama (JCPOA).

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement