Kamis 04 Apr 2019 12:18 WIB

Mentan Minta Bulog Serap Gabah Petani

Penyerapan gabah oleh Bulog bisa mengurangi potensi kerugian akibat harga merosot

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Warga menjemur gabah di Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Rabu (3/4/2019).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warga menjemur gabah di Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Rabu (3/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) dan seluruh pihak yang terlibat dalam sektor pertanian untuk menyerap gabah hadil panen raya. Hal tersebut guna menjaga stabilitas harga di pasaran.

Instruksi tersebut juga didukung oleh sejumlah instansi seperti Komisi IV DPR RI dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). “Kita harapkan Bulog segera lakukan penyerapan gabah secara masif, pembeliannya juga tidak boleh di bawah Rp 4.070 per kilogram,” kata Amran dalam keterangan pers yang diterima Republika, Kamis (4/4).

Baca Juga

 

Senada dengan hal tersebut, Anggota Komisi IV DPR RI Endang Srikarti Handayani mendukung instruksi tersebut. Menurutnya, instruksi penyerapan gabah oleh Bulog sudah tepat sasaran sebab mampu mengurangi potensi kerugian akibat mersosotnya harga gabah kering.

Endang menilai, Kementan menjaga relasi yang cukup baik dalam komitmen menstabilkan harga. Terkait dengan turunnya harga gabah, menurutnya, hal itu perlu dilihat secara obyektif.

Ia menuturkan, tingkat produksi yang tinggi bisa menjadi indikator sejauh mana kesejahteraan petani berdasarkan nilai tukarnya dapat dilihat. Di sisi lain, pencapaian pemerintah dalam meningkatkan produksi berdampak pada naiknya skala ekspor.

“Produksi yang banyak ini bisa meningkatkan ekspor kita,” katanya.

Sementara Ketua Umum Kadin Rosan Roeslandi mengapresiasi capaian ekspor produk pertanian yang dilakukan oleh Kementan. Berdasarkan catatannya, skala ekspor komoditas perdagangan pertanian pada April 2019 mencapai 6,11 persen dalam perbandingan month to month (mtm) dan 7,38 persen dalam perbandingan year on year (yoy).

Menurutnya, dengan capaian tersebut, optimalisasi potensi alam Indonesia dalam empat tahun terakhir cukup menjanjikan. Meningkatnya angka ekspor komoditas pertanian, kata dia, tak lepas dari kepedulian Kementan untuk bersinergi dengan kalangan pengusaha.

“Soal ekspor misalnya, Pak Menteri Pertanian (Amran Sulaiman) tidak mempersulit, sehingga banyak aturan yang diubah itu bisa lebih efisien,” katanya.

Sebelumnya diketahui, Kementan kerap mempermudah aturan izin berinvestasi guna meningkatkan nilai ekspor produk pertanian Indonesia. Berdasarkan data Kementan, hingga akhir Maret lalu, ekspor beras hasil produksi pertanian dari Merauke berhasil diekspor dengan capaian 12 ton ke Papua Nugini.

Sedangkan di Kalimantan Timur, ekspor olahan kayu juga dilepas ke negara-negara tujuan ekspor seperti India, Cina, dan Myanmar. Sementara dari wilayah Medan, ekspor produk pertanian berupa kelapa sawit diekspor ke Brasil, Yordania, dan beberapa negara di Asia maupun di Afrika. Di wilayah Pangandaran, ekspor komoditas kelapa ke Australia dilepas sebanyak 15 ton.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement