REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang bulan suci Ramadhan, Masjid Al Haram di Makkah, Arab Saudi, melakukan persiapan untuk memberikan layanan terbaik bagi jamaah. Hal itu dilakukan melalui langkah Presidensi Umum dari Urusan Dua Masjid Suci dengan mengintensifkan sejumlah upaya.
Semakin mendekati Ramadhan, jumlah jamaah umrah yang tiba di Tanah Suci diperkirakan akan membengkak lebih jauh. Karena Ramadhan merupakan periode puncak dari jamaah umrah yang datang dari berbagai penjuru dunia. Sebelumnya, Kementerian Haji dan Umrah Saudi sendiri telah mengeluarkan sebanyak 5,5 juta visa bagi jamaah yang hendak berumrah.
Karena itu, otoritas Dua Masjid Suci berupaya menyediakan layanan yang terbaik. Salah satunya, dengan mendeteksi dan menangani semua jenis fenomena negatif dan mengidentifikasi lokasinya. Selanjutnya, kepresidenan akan mengajukan laporan lapangan secara terus menerus kepada pihak berwenang.
Kepresidenan juga berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk mempelajari fenomena negatif dan mengapa itu terjadi. Untuk selanjutnya, menyusun rencana untuk menghilangkannya.
Dilansir dari Saudi Gazette, Rabu (10/4), ada lebih dari 50 karyawan di departemen ini yang bekerja selama 24 jam dalam sepekan. Mereka akan menyediakan layanan penting dalam menghadapi tren negatif di dalam Masjid Al Haram dan pelataran serta halaman masjid sekitarnya. Hal itu tentunya untuk memberikan layanan dan keamanan terbaik bagi para pengunjung dan jamaah. Sehingga, mereka dapat melaksanakan ibadah dengan mudah dan nyaman.
Departemen juga akan menindaklanjuti dan meninjau layanan yang disediakan oleh berbagai departemen layanan lain di dalam Masjid Al Haram. Mereka juga berkoordinasi dengan otoritas terkait untuk menangani setiap tren negatif yang ditemukan di lapangan.
Selain itu, departemen juga akan memberikan nasihat keagamaan jika mereka menemukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan etika. Tidak hanya itu, tukang cukur rambut juga akan dilarang untuk beroperasi di area yang tidak dirancang untuk melakukan kegiatan demikian, seperti di bukti Al-Marwa. Dikatakan, bahwa setiap peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan ilegal akan disita dan pelakunya akan diserahkan kepada pihak berwenang terkait untuk dimintai pertanggungjawaban.
Di bidang layanan lainnya, presidensi juga berencana untuk memperluas layanan terjemahan bagi jamaah. Sehingga, khotbah dan pidato di Masjid Al Haram bisa didengarkan dalam 10 bahasa asing. Saat ini, Presidensi menyiarkan terjemahan dalam bahasa Inggris, Persia, Indonesia, Prancis, dan Urdu.
Departemen Bahasa dan Terjemahan telah menyediakan peralatan dan teknologi rekayasa suara modern untuk menyiarkan pesan melalui frekuensi radio, yang mencakup semua area Masjid Al Haram. Dalam hal ini, departemen akan menerjemahkan khotbah Jumat dan Idul Fitri dalam berbagai bahasa bagi para pengunjung dan jamaah umrah.
Selain itu, mereka akan menyiarkan interpretasi Surat Al-Kahfi dalam banyak bahasa setiap Jumat pagi. Langkah ini juga dilengkapi dengan pembentukan komite linguistik khusus dan staf teknis, insinyur dan administrasi yang memantau dan memastikan keakuratan terjemahannya.