Jumat 19 Apr 2019 11:11 WIB

Mengenal Festival Atareek di Jeddah

Kata atareek sendiri berarti lentera untuk menerangi jalan, rumah, dan pertokoan.

Ruang terbuka hijau ini menjadi tempat rekreasi penduduk di Jeddah.
Foto: Arabnews
Ruang terbuka hijau ini menjadi tempat rekreasi penduduk di Jeddah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hidup di dunia modern tak lantas memenjara orang-orang di dalamnya. Bagi banyak orang, hiruk pikuk kehidupan modern bisa diselingi jeda melalui penelusuran sejarah masa lalu. Jeda yang diambil pun tak perlu jauh. Bagi warga Jeddah atau Jeddawi, mengunjungi Festival Sejarah Atareek bisa jadi opsinya.

Area sejarah Jeddah selalu jadi atraksi utama bagi wisatawan. Bahkan, jamaah haji pun menyempatkan diri berkunjung ke Jeddah al-Balad atau Kota Tua Jeddah untuk menyaksikan warisan sejarah kota ini. 

Baca Juga

Festival Atareek yang digelar belum lama ini di Jeddah memberi kesempatan kepada warga Saudi dan para pendatang untuk melihat kembali sejarah negeri ini, khususnya Jeddah. Mereka diajak menyelami masa-masa jaya Saudi.

Kata atareek sendiri berarti lentera untuk menerangi jalan, rumah, dan pertokoan. Namun, di Hijaz, atareek juga berarti Kota Tua Jeddah. Karena Festival Atareek berbarengan dengan liburan musim semi, warga dari seluruh penjuru Saudi dan negara-negara tetangga tumpah di Jeddah, si Pengantin Laut Merah.

Festival Atareek digelar untuk memperkuat posisi Saudi sebagai sumber kultur budaya Islam dan Arab serta diharapkan bisa menjembatani sejarah masa lalu dengan kehidupan saat ini. Festival ini juga bertujuan untuk memperkenalkan situs bersejarah kepada para wisatawan dan menghidupkan nilai yang tersirat di dalamnya kepada warga setempat.

Festival ini pertama kali digelar pada 2014 dan merupakan festival pertama di Saudi yang berhasil menarik massa lebih dari 3 juta orang. Bagi warga yang datang, festival ini menjadi semacam nostalgia. Mereka dapat mengingat kembali wajah lama Kota Jeddah sebelum gedung-gedung berlomba menggapai langit dan kehidupan modern masuk.

sumber : Mozaik Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement