REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jendral Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (Sekjen PB PASI) Tigor Tanjung menilai pencapaian pelari jarak dekat andalan Indonesia Lalu Muhammad Zohri di Kejuaraan Asia 2019 cukup menggembirakan. Namun jalan yang ditempuh Zohri masih panjang. Paling dekat, Zohri disiapkan tampil di Kejuaraan Dunia Atletik 2019 dan Olimpiade 2020 Tokyo.
“Secara capaiannya menggembirakan dengan merebut perak, selain itu juga dia berhasil memoperbaiki catatan waktu pribadinya, serta dua kali memecahkan rekor nasional tentu saja ini sangat menggembirakan. Menurut saya, pencapaian ini sudah sesuai program dalam perjalanan panjang menuju Olimpiade serta kejuaraan dunia atletik," kata dia, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (23/4).
Zohri meraih medali perak dalam Kejuaraan Atletik Asia 2019 di Doha, Qatar. Selain perak, Zohri juga dua kali mempertajam rekor nasional (rekornas) nomor lari 100 meter.
Pertama, Zohri memecahkan rekor nasional yang selama ini dipegang Suryo Agung yakni 10, 17 detik pada babak semifinal dengan catatan 10,15 detik. Penajaman rekor nasional kedua dilakukan pelari asal Nusa Tenggara Barat pada babak final dengan catatan 10,13 detik, sekaligus meraih perak di kejuaraan yang diikuti oleh 45 negara di Asia ini.
Sebenarnya dalam putaran final, juara dunia junior 2018 ini sempat memimpin meski akhirnya disalip sprinter asal Jepang yang akhirnya meraih emas. Yoshihide Kiryu mencatatkan waktu 10,10 detik. Medali perunggu diraih atlet China, Zhiqiang Wu, dengan waktu 10,18 detik.
Tigor melanjutkan, untuk Olimpiade 2020 Tokyo, ada dua cara untuk bisa tampil di antara 56 pelari yang terpilih, yakni melalui limit waktu dan pengumpulan nilai. Kedua cara tersebut sama beratnya.
Untuk limit waktu yakni 10,05 detik, yang kedua harus mencapai nilai tertentu. Sehingga PASI akan memberikan kesempatan pada Zohri untuk mengikuti beberapa kejuaraan lagi yang menjadi kualifikasi Olimpiade dan kejuaraan dunia.
“Selama ini belum pernah ada pelari Indonesia di nomor 100 meter yang lolos karena berdasarkan nilai atau limit. Selama ini pelari kita tampil di Olimpiade hanya untuk mengisi kuota. Kita ingin Zohri tampil karena dia lolos baik berdasarkan limit mapupun nilai nantinya.” kata Tigor.
Dengan program ini menurut Tigor, waktu pelaksanaan SEA Games 2019 memang tidak menguntungkan. PASI tidak mefokuskan Zohri ke SEA Games 2019, melainkan hanya Olimpiade 2020 dan kejuaraan dunia.
Sambil mempersiapkan tampil di nomor perorangan, Zohri akan ikut membantu nomor estafet 4x100 kejuaraan khusus estafet dunia di Yokohama dan juga di Osaka, Jepang pada Mei.