REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto optimistis iklim politik bakal stabil usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024. Sebab, partai pendukung Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dominan di parlemen.
"Hasil hitung cepat menunjukkan partai-partai koalisi pendukung (Joko Widodo dan Ma''ruf Amin) meraih suara 60-64 persen, sehingga lebih legitimasi dalam mendukung kebijakan pemerintah ke depan," kata Airlangga, dalam diskusi yang diselenggarakan Danareksa Investment Management, di Jakarta, Rabu (24/4).
Menteri perindustrian ini memastikan ekonomi bakal bertumbuh lima sampai enam persen dalam tahun anggaran 2019. Dengan didukung politik yang stabil, ia yakin, akan memberikan kepastian bagi iklim bisnis.
Airlangga juga menyatakan pemerintahan saat ini telah menyiapkan kebijakan pada masa transisi pemerintahan. Dengan demikian, presiden dan wakil presiden mendatang tinggal melanjutkan kebijakan yang sudah ditetapkan.
Menurut pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes, menguat stabilitas politik usai Pemilu juga dapat dilihat dari angka partisipasi Pilpres dan Pileg 2019 mencapai 80 persen. Ia mengatakan partisipasi itu tertinggi dalam sejarah penyelenggaraan pemilu di Indonesia.
Direktur Utama Danareksa Investment Management Marsangap P Tamba mengatakan diskusi yang bertajuk "Economic & Investment After 2019 Election: What's Next?" diharapkan menjadi jawaban bagi investor yang selama ini masih menunggu (wait and see) karena masih menunggu hasil Pilpres 2019. "Tujuan kami mengadakan kegiatan ini tentunya untuk memberikan informasi kepada para investor bagaimana kondisi politik saat ini dan bagaimana pengaruhnya pada iklim usaha dan investasi," ujar dia lagi.
Marsangap juga menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh berkelanjutan apabila pembangunan infrastruktur terus dilanjutkan. "Konektivitas akan memastikan kelancaran mobilitas arus barang dan juga mengembangkan sentra-sentra ekonomi baru," ujar dia.
Menurut Marsangap, ciri-ciri negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi pesat adalah kompetensi sumber daya manusia yang tinggi, budaya berinovasi, dan sektor kewirausahaan yang berkembang.
Pemerintah harus memiliki program yang mendukung peningkatan sumber daya manusia agar budaya tersebut dapat tercapai. Inovasi dan penguasaan teknologi akan menjadi faktor penting untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Saat ini Indonesia sudah menjadi salah satu negara yang memiliki perusahaan rintisan terbanyak di dunia. Indonesia juga sudah memiliki beberapa unicorn. "Perkembangan ini harus dijaga dan didukung oleh stabilitas perekonomian dan situasi politik yang kondusif, agar Indonesia bisa mencapai cita-cita menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia," ujar dia.