REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jelang Ramadhan kenaikan harga bawang putih terus meroket. Kenaikan terus terjadi hingga saat ini sudah melonjak dua kali lipat dari harga normal.
Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Eri Nurjaman mengatakan di pasar tradisional harga bawang putih sudah mencapai Rp 52.500 perkilogram. Kenaikan ini sudah terjadi sejak pertengahan April.
"Harga normal bawang putih antara Rp 22.000-24.000 perkilogram. Sehingga kenaikan harganya sangat signifikan," kata Eri saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (1/5).
Eri menuturkan kenaikan harga bawang terjadi hampir di seluruh kota kabupaten, tidak hanya di Kota Bandung. Kenaikan ini dipicu stok bawang putih di distributor berkurang. Sehingga saat kebutuhan meningkat jelang Ramadhan, harga pun melonjak tajam.
"Stok bawang putih semakin menipis di tingkat distributor. Karena belum datangnya impor bawang putih dari Cina. Bawang putih yang beredar dan diperjualbelikan di Indonesia 85 persen lebih berasal dari impor," tuturnya.
Ia pun berharap dengan kebijakan pemerintah membuka impor bawang putih, harga bisa semakin ditekan. Sehingga tak ada lagi lonjakan yang signifikan terutama menjelang hari besar keagamaan.
Selain bawang putih, ia menyebutkan ada beberapa komoditas pangan lainnya yang juga mulai merangkak naik. Di antaranya cabai rawit, cabai merah keriting, daging ayam, dan telur ayam.
"Cabai rawit naik rata-rata Rp.4.000/kg atau 11.42 persen, cabai merah keriting naik rata-rata Rp.5.500/kg atau 18.33 persen, daging ayam ras naik rata-rata Rp. 4.250/kg atau 12.78 persen dan telur ayam ras naik rata-rata Rp.1.000/kg atau 4.3 persen," ujarnya.
Sementara itu harga beras dan daging sapi dikatakannya cenderung stabil. Tidak ada kenaikan harga terutama menjelang bulan Ramadhan ini.