REPUBLIKA.CO.ID, HUDDERSFIELD — Manchester United (MU) dipastikan gagal ke Liga Champions musim depan. Hasil imbang 1-1 melawan Huddersfield, Ahad (5/5) malam WIB membuat Iblis Merah harus rela berlaga di kompetisi kasta kedua benua biru bernama Liga Europa.
Alhasil, Manchester United tak berhasil mengambil kesempatan emas meraih posisi empat besar. Padahal, tiga tim lainnya, yakni Tottenham Hotspur, Chelsea, dan Arsenal juga sama-sama kesulitan mengamankan posisinya masing-masing.
Pelatih Manchester United Ole Gunnar Solskjaer mengakui timnya tidak layak merebut tiket Liga Champions. Juru taktik asal Norwegia itu beralasan, persaingan yang terjadi di Liga Primer Inggris begitu ketat meskipun kesempatan terbuka lebar.
"Kami tidak layak berada di empat besar, kami sempat mendapat kesempatan tapi kompetisi sangat sengit. Hasilnya, klasemen tidak bisa dibohongi," kata Solskjaer seperti dilansir BBC, Senin (6/5).
Hasil pertandingan melawan Huddersfield membuat Manchester United menjadi satu-satunya tim Liga Primer Inggris yang gagal menang dalam dua pertemuan secara beruntun di kandang Huddersfield. Pada pertemuan sebelumnya musim lalu, Iblis Merah harus dipermalukan tim promosi itu dengan skor 1-2.
Ole Gunnar Solskjaer
"Sangat menyedihkan ketika kami tidak memenangkan pertandingan. Kami memberikan (Huddersfield) harapan di pertandingan kandang terakhir mereka, tapi lagi-lagi kami tidak mencapai level seperti seharusnya," ujar Solskjaer.
Setelah kalah dari Arsenal 0-2, Maret lalu, permainan Iblis Merah bak rollercoaster yang terjun bebas. Di semua kompetisi, Paul Pogba cs tak pernah menang dari enam pertandingan tandang, hanya sekali imbang dan lima kali kalah.
Soal pertahanan, tercatat Manchester United hampir sejajar dengan tim yang sudah terdegradasi, Fulham dan Huddersfield yang meraih tujuh kali clean sheet, sementara Manchester United hanya delapan.
Pada akhirnya, Solskjaer harus membenamkan berbagai sanjungan atas menanjaknya performa Iblis Merah selama beberapa bulan terakhir. Ia memilih optimistis membangun timnya untuk mengarungi musim depan dengan memperbaiki beberapa aspek.
Di sisi lain, pakar sepak bola Inggris, Chris Sutton mengatakan, Manchester United harus membangun skuat dengan mempertahankan Paul Pogba di tengah kritikan yang tengah melanda pemain asal Prancis tersebut.
Paul Pogba
Menurut Sutton, Pogba sebenarnya merupakan kunci permainan MU saat ini. Ia memperhatikan, justru performa Pogba menanjak ketika Solskjaer datang menggantikan Mourinho yang dipecat pada Desember silam. Untuk itulah, menurut dia, Pogba yang dikabarkan akan hengkang jangan sampai dibiarkan angkat kaki dari Old Trafford.
"Jika (Manchester) United ingin mengincar trofi musim depan, mereka harus menjaga Pogba karena dia salah satu yang terbaik. Mungkin orang lain berkata 'Jual Pogba' tapi siapa yang bisa mengganti perannya?" kata Sutton.
Ia menilai, Manchester United yang 'hanya' tampil di Liga Europa akan lebih sulit untuk merekrut pemain top dunia. Hal tersebut, menjadi sudah cukup jadi alasan untuk mempertahankan Pogba agar lapangan tengah MU tetap terjaga.
"Musim ini merupakan yang terbaik baginya. Dia merupakan top skorer klub dengan 16 gol. Itu yang tertinggi setelah dirinya kembali dari Juventus 2016 lalu," ungkapnya.
Gary Neville
Sementara, mantan pemain Manchester United, Gary Neville menyampaikan, mantan klubnya tidak bermain layaknya sebuah tim. Menurut dia, Iblis Merah terlalu berharap dari pemain yang tidak memberikan banyak kontribusi bagi klub.
"Masih sebuah misteri mengapa Solskjaer masih memainkan Sanchez. Ia (Sanchez) kehilangan kepercayaan diri, energi, men-dribble, dan mencetak gol," ucapnya.
Neville mengaitkan keadaan yang sedang dialami Manchester United dengan Tottenham beberapa musim lalu saat Pochettino--pelatih Tottenham Hotspur-- bergabung dengan tim asal London Utara itu.
Ia mengapresiasi langkah Pochettino yang mendepak banyak pemain yang memiliki gaya permainan individual dan tanpa semangat bermain. Ia berharap, Solskjaer dapat menerapkan hal yang dilakukan Pochettino agar pemain Manchester United kembali bermain seperti sebuah tim yang utuh.
“Manchester United sekarang tidak bermain seperti tim. Semakin saya menyaksikannya, semakin saya yakin mereka bukanlah sebuah tim," katanya.