REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berpuasa Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi umat Muslim yang sudah baligh atau dewasa. Meski begitu, puasa Ramadhan biasanya sudah mulai diperkenalkan pada anak-anak sejak kecil.
Sebelum memperkenalkan anak pada puasa Ramadhan, orang tua perlu memastikan terlebih dahulu bahwa anak dalam kondisi yang baik dan aman untuk berpuasa. Orang tua juga perlu melakukan pengawasan yang cermat serta menyusun pengaturan pola makan yang baik dan seimbang untuk anak selama berpuasa.
"Penting bagi anak yang mencoba berpuasa Ramadhan untuk melakukannya dalam pengawasan orang tua dan modifikasi pola makan yang ketat," ungkap spesialis gizi dari Canadian Specialist Hospital di Dubai, Alaa Takidin seperti dilansir The National.
Alaa tidak menganjurkan anak-anak untuk langsung berpuasa satu hari penuh. Alaa menyarankan agar anak-anak mulai berpuasa Ramadhan dengan puasa setengah hari, khususnya anak-anak yang baru pertama kali berpuasa.
Setelah itu, lamanya anak berpuasa dalam satu hari bisa ditingkatkan secara berkala. "Secara bertahap tingkatkan durasinya," lanjut Alaa.
Orang tua juga perlu memastikan anak-anak tidak kekurangan jam tidur selama puasa Ramadhan. Hal ini penting untuk diperhatikan karena selama puasa Ramadhan anak-anak harus bangun lebih cepat untuk sahur. Salah satu trik yang bisa dilakukan agar anak tetap mendapatkan tidur yang cukup adalah dengan mengajak anak tidur lebih cepat.
Anak-anak disarankan untuk menyantap menu sahur yang tinggi akan protein. Beberapa contoh makanan yang bisa dikonsumsi adalah selai kacang, keju rendah lemak, yogurt, dan susu.
Beberapa contoh makanan lain seperti kacang polong, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, oatmeal, telur hingga produk susu juga bisa dipilih sebagai sumber protein untuk anak selama Ramadhan. Sedangkan untuk asupan serat, anak-anak bisa mendapatkannya dari buah, sayur, serta roti maupun sereal yang terbuat dari gandum utuh.
Saat berbuka, orang tua disarankan untuk membagi porsi makan anak menjadi dua porsi yang lebih kecil. Pembagian ini bermanfaat untuk mencegah anak makan berlebih saat waktu berbuka.
"Puasa hanya diperbolehkan untuk anak-anak yang sehat dan bila berpuasa tidak mengganggu terapi pengobatan," ungkap spesialis konsultan anak dari Canadian Specialist Hospital, Ramsey Mustafa Al Omari.
Anak diharuskan membatalkan puasa bila menunjukkan tanda atau gejala sakit maupun kelesuan. Di samping itu, penting bagi orang tua untuk memastikan agar anak-anak yang berpuasa tidak mengalami dehidrasi. Pada Ramadhan tahun lalu, Medicare Hospital di Sharjah mengungkapkan bahwa dehidrasi menjadi salah satu pemicu meningkatnya infeksi saluran kemih, tekanan darah rendah, dan masalah gastroenterologi.