REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim estafet putra Indonesia optimistis mampu lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. Salah satu kejuaraan untuk meraih tiket Olimpiade adalah kejuaraan dunia lari estafet, IAAF World Relays, di Yokohama, Jepang, 11-12 Mei.
"Kalau saya optimis akan lolos ya, karena dari hasil latihan kami sudah mengalami beberapa peningkatan," kata salah satu atlet Indonesia Lalu Muhammad Zohri saat dijumpai di Stadion Madya, Kompleks GBK, Jakarta, Selasa (7/5).
Di sisi lain Zohri mengatakan bahwa ada masih beberapa kekekurangan pada tim estafet yang harus segera dibenahi, di antaranya pada saat check mark. Ini merupakan tanda di lintasan jalurnya sendiri jika estafet dilarikan di jalur terpisah. Caranya adalah dengan menempelkan pita rekat di lintasannya sendiri.
"Karena kejuaraan dunia kami juga perlu memperbaiki apa yang kurang seperti di check mark, kadang-kadang telat pas check dan kadang-kadang nabrak juga sih," ujar Zohri. "Untuk target kejuaraan nanti, yang pasti lolos limit Olimpiade dulu dan lolos final dulu sih, karena itu kan kejuaraan dunia."
Untuk lolos ke Olimpiade 2020, tim estafet Indonesia harus mampu berada di posisi 16 besar dari 230 negara. Pada Kejuaraan Atletik Asia 2019 di Doha, Qatar beberapa waktu lalu Indonesia berada di posisi ke-16 dengan raihan satu medali perak. Medali tersebut diraih oleh Zohri di nomor lari 100 meter dengan catatan waktu 10,13 detik.
Di nomor estafet, sprinter asal Lombok itu akan pentas bersama Eko Rimbawan, Bayu Kartenegara, Muhammad Bisma Diwa, Joko Kuncoro (200 meter), Adi Ramli Sidiq (100 meter).
Untuk menambah porsi latihan di bulan puasa, Zohri lebih banyak asupan protein untuk tetap menjaga daya tahan tubuhnya jelang pertandingan. "Kalau puasa gini kata Pak Bob (Hasan), justru banyakin di proteinnya dulu, dan kalau sahur dilarang makan nasi," kata atlet asal Nusa Tenggara Barat itu.