Oleh: Uttiek M Panji Astuti, Traveler dan Penulis Buku
Belum lama saya suka kurma. Setelah dewasa tepatnya. Sewaktu kecil, saya tidak doyan. Awalnya karena saya memang tidak suka semua makanan manis.
Tapi, belakangan saya baru tahu kalau ketidaksukaan saya pada kurma karena waktu itu jenis kurma yang dijual di Solo, kota kelahiran saya, adalah jenis kurma “murah”. Yang bentuknya sangat lembek. Kalau tidak mau disebut benyek.
Teryata, seperti halnya manga, kurma juga banyak jenisnya. Masing-masing orang punya selera yang berbeda.
Saya baru tahu saat pergi haji tahun 2006. Ternyata ada rupa, ada harga. Telat banget, ya? Kurma-kurma yang enak, harganya lebih mahal. Sedang kurma-kurma yang sering saya lihat di Solo sewaktu kecil, adalah jenis kurma murah.
Ada empat tahapan proses pematangan kurma, sampai ke jenis yang kita kenal. Tahap pertama disebut kimri, alias masih berupa kurma hijau. Kandungan airnya maksimal dan teksturnya masih keras.
Tahap kedua disebut khalal. Mulai berkurang airnya, gulanya semakin banyak.
Tahap ketiga disebut rutab. Kurma pada tahap ini sangat digemari oleh orang Indonesia. Karena khasiatnya yang dipercaya bisa menyuburkan kandungan. Kadar airnya sudah semakin berkurang. Daging buah mulai lembut, namun masih tetap kenyal. Rasa kurma pada tahap ini seperti sawo kecik.
Tahap keempat disebut tamar. Ini adalah proses pematangan terakhir. Kurma yang familiar kita kenal, berada pada tahap ini. Rasa daging buahnya lembut, legit dan manis.
Sekarang ini, saya paling suka jenis kurma Madjool. Daging buahnya besar-besar. Tebal. Tidak terlalu manis. Dan Kering. Saya menyukainya, karena pertama kali mengenal kurma jenis ini sewaktu melakukan perjalanan ke Palestine.
Kota Jericho yang sangat subur terkenal sebagai penghasil kurma jenis ini. Produknya diekspor ke berbagai negara. Termasuk Indonesia.
Amerika termasuk negara yang telah berhasil membudidayakan kurma jenis ini. Di Jakarta, saya selalu memilih Madjool dari Palestine, sekalipun harganya sedikit lebih mahal ketimbang yang dari Amerika.
Di Saudi, saya selalu memilih kurma Amber. Hampir sama dengan Madjool, jenis kurma ini juga besar-besar dengan daging buah yang tebal. Rasanya sedikit lebih kenyal ketimbang Madjool dan lebih kering. Yang penting, tidak terlalu manis.
Pilihan berikutnya adalah Mabroom atau Syafawi. Semua jenis kurma yang saya sukai bertekstur kering dan tidak terlalu manis.
Di Mesir, saya tidak terlalu menikmati kurmanya. Karena kurma Mesir lebih lembek dan rasanya lebih manis. Varian yang tidak terlalu saya suka.
Makin bagus kualitas kurmanya, makin mahal harganya. Di Jakarta, ada satu butik kurma di salah satu pusat perbelanjaan terkemuka yang menjual kurma jenis premium. Saya pernah dibuat bengong, karena ada kurma yang dijual per butir Rp50.000.
Entah seperti apa rasanya. Mau coba?
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menelisik manfaat kurma bagi kesehatan. Di antaranya, memulihkan energi seketika.
Karena kurma memiliki 50-70 persen kandungan glukosa. Kandungan gula ini bisa cepat diserap oleh tubuh dan membuat tubuh akan bugar kembali. Ini sebabnya kurma disunahkan sebagai ta’jil untuk berbuka puasa.
Selain itu kurma terbukti menguatkan sel usus, menurunkan risiko stroke, menurunkan risiko kanker, membantu pemulihan pasca melahirkan, mencegah penyakit jantung, mengatasi anemia, dan banyak lagi.
Tak hanya manfaat kesehatan, kurma juga terbukti mempunyai manfaat kecantikan. Kandungan vitamin A, C dan E yang tinggi bermanfaat untuk proses regenerasi kulit. Ini baik untuk mencegah kulit keriput dan masalah penuaan dini.
Begitu pentingnya kurma, hingga Rasulullah SAW menyebutnya dalam hadist: Tidak akan kelaparan rumah tangga seorang Muslim yang memiliki kurma di dalamnya (HR Muslim)
Kurma adalah makanan istimewa. Setidaknya disebut 20 kali dalam Alqur’an: 8 kali disebut sendiri, 12 kali dengan buah lain (zaitun, delima, anggur).
Di antaranya: “Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, pohon kurma yang bercabang, dan yang tidak bercabang; disirami dengan air yang sama, tetapi Kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti.” [QS ar-Rad (13):4]
Ada 9 jenis makanan yang disebut dalam Alqur’an dan masih akan kita jumpai di surga kelak. Yakni, kurma, zaitun, delima, madu, tin, susu, pisang, anggur, jahe.
Sudah sedia kurma untuk buka puasa hari ini?
Follow me on IG @uttiek.herlambang
Tulisan dan foto-foto ini telah dipublikasikan di www.uttiek.blogspot.com dan akun media sosial @uttiek_mpanjiastuti