REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Sekutu-sekutu Presiden Filipina Duterte memimpin perolehan suara dalam hasil perhitungan suara sementara pemilu paruh waktu 13 Mei kemarin. Hal ini membuktikan sebagian besar rakyat Filipina masih mendukung Duterte.
Dalam hasil sementara, para kandidat anggota Senat yang didukung Duterte memimpin perolehan suara. Oposisi diprediksi hanya mendapatkan satu dari 12 kursi yang diperebutkan.
Dengan menguasai Senat, maka Duterte terhindari dari kecaman legislatif, kemungkinan penyelidikan tingkat rendah dan dapat dengan mudah meloloskan kebijakan-kebijakan kontroversial. Kebijakan Duterte yang dinilai kontroversial antara lain, mengembalikan hukuman mati, merubah undang-undang, memperkenalkan federalisme, dan mungkin memperpanjang masa jabatannya.
"Ini bukan lingkungan yang tepat bagi oposisi, oposisi dapat menjadi incaran kandidat lainnya dibandingkan membuat kampanye melawan Presiden Duterte," kata pengaman politik Filipina Dindo Manhit, seperti dikutip ABC News, Selasa (14/5).
Pemilu sela ini lebih tampak seperti referendum bagi Duterte. Dengan fokus mendorong pengaruhnya di Senat agar ia dapat menjalankan agenda reformasinya.
Sebab biasanya Senat menjadi lawan yang tangguh bagi pemerintah. Mereka akan memeriksa kekuasaan negara dan benteng yang sedang dibangun Duterte.
Pemilu ini akan menentukan 18 ribu jabatan politik diberbagai sektor, termasuk 200 wali kota dan gubernur, 12 anggota Senat dan 245 anggota House of Representative yang kebanyakan diisi pendukung Duterte.
Hasilnya akan diumumkan empat sampai enam hari mendatang. Pemilu sela ini digelar saat persetujuan masyarakat atas Duterte mencapai 81 persen. Manhit mengakui ia pertarungan yang sulit bagi oposisi.
"Ini pertempuran yang sulit, ini akan sangat menantang," katanya.