Jumat 17 May 2019 00:15 WIB

Isu Pindah Ibu Kota tak Kurangi Minat Properti di Jakarta

Permintaan properti di Jakarta dan sekitarnya masih tetap tinggi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Pesawat melintas di dekat proyek pembangunan Rumah Susun Milik (Rusunami) Klapa Village di kawasan Pondok Kelapa, Jakarta, Kamis (11/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pesawat melintas di dekat proyek pembangunan Rumah Susun Milik (Rusunami) Klapa Village di kawasan Pondok Kelapa, Jakarta, Kamis (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana perpindahan Ibu Kota dari wilayah Jakarta ke luar Pulau Jawa tidak mempengaruhi minat properti masyarakat di wilayah Jaboddetabek dan kota-kota besar di sejumlah daerah. Country General Manager Rumah123, Maria Manik, mengatakan, tren harga tanah di daerah-daerah calon ibu kota yang diwacanakan tak mengalami lonjakan harga.

Menurut Maria, daerah-daerah dengan struktur infrastruktur dan basis masyarakat yang sudah mengakar cenderung masih diminati para pemburu properti di Tanah Air. Munculnya isu perpindahan Ibu Kota, kata dia, tidak memberi pengaruh terhadap pergerakan minat konsumen properti.

Baca Juga

“Saat ini justru permintaan properti yang diminati yang masuk sepuluh besar ya Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan daerah-daerah yang sudah terstruktur,” kata Maria kepada Republika.co.id saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (16/5).

Di sisi lain, dia menilai, harga tanah di sejumlah daerah yang diisukan sebagai Ibu Kota baru juga tak mengalami kenaikan harga. Dia mencontohkan, Kalimantan sebagai salah satu wilayah yang diisukan sebagai alternatif Ibu Kota baru memang sudah memiliki tren harga tanah yang tinggi sebelum isu perpindahan Ibu Kota didetailkan pemerintah baru-baru ini.

Dia menilai, tingginya minat konsumen terhadap properti di wilayah Jabodetabek dan sejumlah daerah lainnya di Jakarta didasarkan banyak pertimbangan. Sehingga, meski terdapat isu perpindahan Ibu Kota, konsumen tak lantas memburu hunian ke wilayah calon Ibu Kota baru.

“Mereka kan juga harus memikirkan bagaimana pekerjaan mereka di wilayah domisilinya, keluarga, dan banyak aspek. Jadi tidak serta merta langsung tertarik pindah ke Ibu Kota baru,” kata dia.

Dalam survei yang dilakukan Rumah123 terhadap 3.007 responden diketahui, mayoritas pertimbangan masyarakat dalam membeli properti didominasi oleh faktor lokasi dengan presentase 20,68 persen. Menyusul kemudian harga dengan presentase 20,50 persen, fasilitas sebesar 20,03 persen, promo khusus 19,52 persen, dan desain 19,28 persen.

Survei tersebut dilakukan dalam kurun 1-15 April 2019 dengan menghitung akses pencarian dalam situs Rumah123 dalam kuartal 1 2019. Dalam survei tersebut juga diketahui, kalangan milenial mendominasi pencarian properti di sejumlah daerah antara lain Serpong, Tangerang, Depok, Bogor, dan Bekasi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement