Selasa 21 May 2019 23:06 WIB

Dari Madrasah, Tradisi Belajar Menjalar

suasana di sebuah ruang belajar yang diliputi gairah Muslim memahami ilmu.

Madrasah
Foto: Nonang MR/Republika
Madrasah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam bukunya, History of the Moorish Empire in Europe, SP Scott melukiskan suasana di sebuah ruang belajar yang diliputi gairah Muslim memahami ilmu. Terdapat risalah tebal mengenai bedah dan obat-obatan. Di tangan masing-masing murid tergenggam peta langit yang berisi nama-nama bintang dalam bahasa Arab. 

“Seperti muazin yang luhur, mereka tak sekadar menghapalnya, tapi juga mengambil hikmah dari kekayaan langit itu yang menambah keyakinan agamanya,” cetus Scott.

Tradisi belajar menjalar secara cepat di kalangan Muslim dan memantik mereka mem bangun tempat-tempat belajar. Tak heran jika bermunculan lembaga pendidikan yang sangat berpe ran menebar ilmu pengetahuan. 

Jadi, mereka yang haus ilmu dengan mudah menentukan pilihan di mana mereka mau belajar, khan, madrasah, atau masjid. Pada abad ke-11 hingga ke-13 M, terbentuk banyak lembaga pendidikan, termasuk pendidikan tinggi. Umumnya itu bermula dari keinginan komunitas cendekiawan memperluas dan mengajar kan ilmu pengetahuan. 

Lembaga yang banyak dikenal biasanya adalah madrasah. Tak jarang madrasah menyatu dengan bangunan masjid. Madra sah pertama digagas oleh Ibnu Jubair (wafat 614 H/1217 M). Saat berkunjung ke Baghdad, Irak, selama 30 hari, ia terpikir untuk membangun madrasah. Ia meme nuhi tekadnya itu dan se buah madrasah pun tegak berdiri. 

Bak jamur di musim hu jan, langkah serupa cepat menyebar. Bukan hanya di lakukan satu atau dua ke lompok orang, tetapi ba nyak kalangan. Saat pemerintahan Seljuk, gerakan ini bahkan disponsori oleh para elite penguasa dan kelompok berpunya. Misalnya, seorang wazir bernama Nizam al-Mulk. Dengan madrasahnya, di kemudian hari, ia dikenal sebagai peletak tonggak pendidikan. 

Sebab, pengajaran yang berlangsung di madrasahnya tertata dengan baik dan menggunakan silabus. Tak heran bila madrasah di Baghdad yang berdiri pada 1066 Masehi itu berpenga ruh pada perkembangan madrasah yang mempunyai sistem pengajaran baik. Sejarawan Abu Shamah mengatakan, madrasah yang dibuat Nizam al-Mulk terkenal di seluruh dunia. 

Madrasah tersebut men jadi percontohan. “Tidak ada desa yang tidak memiliki sekolah yang memakai sistem al-Mulk,” jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement