REPUBLIKA.CO.ID, MONAKO -- Charles Leclerc bersumpah untuk menghadapi risiko apa pun di kampung halamannya dalam Grand Prix (GP) Monako. Pembalap muda Ferrari itu paling tidak telah mewujudkan kata-katanya tersebut, Ahad (26/5).
Sayang pembalap berusia 21 tahun itu tidak mendapatkan apa yang ia harapkan. Leclerc menjadi satu-satunya pembalap yang dipaksa mundur dari sirkuit, padahal tinggal seperempat perjalanan.
"Saya akan menempuh semua risiko. Saya sungguh telah mengambil risiko," kata Leclrec yang justru mencatat waktu tercepat pada latihan terakhir Sabtu pekan lalu kepada wartawan setelah harus menerima kenyataan start pada urutan 15.
Posisi grid yang rendah adalah buah dari blunder strategi Ferrari, Sabtu itu. Tim Italia itu memutuskan tidak menurunkannya dalam satu lap lagi dalam fase pertama kualifikasi.
Di bawah tatapan Pangeran Albert dari Kerajaan Monako, Leclerc tercecer di urutan start lima terbawah sehingga tidak punya harapan menyamai prestasi pembalap Monako Louis Chiron yang naik podium 1950 sebagai urutan ketiga.
Mulanya dia berhasil menyalip penbalap McLaren Lando Norris, kemudian pembalap veteran Prancis Romain Grosjean yang mengendarai Haas. Tapi ketika Leclerc berusaha melakukan hal yang sama kepada pebalap Renault Nico Hulkenberg, pembalap Jerman ini tak memberi ruang.
Pembalap Ferrari itu kemudian menabrak dinding sebelah kanan. Ban pun sobek sehingga membahayakan Leclerc sampai harus dituntun mobil pengaman.
"Mustahil berkendara dalam kecepatan normal. Saya kira kerusakannya terlalu parah," kata Leclerc seperti dikutip Reuters. "Kami tidak memulai dari yang ingin kami mulai, kami tak mengakhiri di tempat kami ingin akhiri."
Ferrari terselamatkan setelah Sebastian Vettel finis urutan kedua di belakang pembalap Mercedes Lewis Hamilton.