REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan hasil tinjauan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) di dua pasar Jakarta, harga gula pasir terlihat mulai merangkak naik. Meski begitu, pemerintah memastikan kenaikan harga gula pasir tidak signifikan jelang Lebaran tahun ini.
Inspektur Jenderal Kemendag Srie Agustina mengatakan, pihaknya akan mengawal harga gula pasir agar tidak mengalami lonjakan harga signifikan. "Tadi pantauan saya di Pasar Minggu, harga gula pasir memang naik tapi tipis ya. Kenaikannya itu sekitar Rp 500 per kg (kilogram)," kata Srie kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (29/5).
Dia menilai, kenaikan harga gula pasir kemungkinan disebabkan oleh banyaknya permintaan pada Ramadhan kali ini. Sebagaimana diketahui, konsumsi masyarakat terhadap gula banyak mempengaruhi masakan serta olahan yang dibuat pada momentum Ramadhan.
Kendati demikian dia menyebut, meski tidak menyebut jumlah pasti stok gula yang tersedia, pemerintah menjamin ketersediaan pasokan gula stabil hingga Lebaran nanti. Guna memastikan pasokan terjaga, dia mengatakan akan terus menggandeng pihak distributor untuk terus menyediakan suplai.
Lebih lanjut Srie menjabarkan, berdasarkan hasil tinjauannya, harga gula pasir berada di level Rp 13 ribu per kg atau lebih tinggi dibandingkan harga eceran tertinggi (HET) pemerintah di harga Rp 12.500 per kg. Apabila lonjakan harga terus terjadi, kata dia, Kemendag akan menggandeng Bulog untuk memainkan peran sebagai penjamin stabilitas harga dan pasokan.
Berdasarkan catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga gula pasir premium pada 29 Mei 2019 berada di level Rp 15.150 per kg atau mengalami kenaikan rata-rata nasional sebesar 1,68 persen dari harga sebelumnya sekitar Rp 14.900 per kg.
Berdasarkan hasil penelusuran Republika.co.id, salah satu pedagang gula di Pasar Jatinegara, Jakarta, Rabu (29/5) Suryadi mengatakan, harga gula pasir masih cenderung normal meski ada sedikit kenaikan. Saat ini, kata dia, gula pasir yang dijualnya berada di level Rp 13.500 per kg. "Nggak tahu kenapa naik, tapi naiknya nggak tinggi," kata Suryadi.