REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meyakini Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah menjadi momentum kembali mempererat persatuan bangsa. JK menilai, esensi kembali ke fitrah pada hari Idul Fitri menjadi ajang untuk saling memaafkan satu sama lain.
Dengan begitu, hubungan yang sebelumnya renggang bisa kembali erat. "Tanpa diucapkan pun itu selalu begitu. Karena selalu dicantumkan baik dalam lisan dan tertulis, maaf lahir batin. Jadi saling memaafkan. Kalau saling memaafkan berarti kesalahan kita pendam dan kembali kita bersatu," ujar JK kepada wartawan di rumah dinas Wapres, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (4/6).
JK juga meyakini, momentum silaturahim dan halal bi halal di momen lebaran kali ini juga akan menggema di seluruh penjuru Tanah Air. Sehingga bisa makin menguatkan persatuan dan kesatuan masyarakat. "Tanpa diimbau tanpa diminta itu menjadi arena persatuan sendiri," kata JK.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla tidak menggelar open house atau halal bi halal kepada masyarakat baik di Istana Wakil Presiden maupun di rumah pribadinya pada Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah tahun ini. Namun, JK dan istri, Mufidah Jusuf Kalla pada lebaran kali ini akan mendampingi Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Widodo pada acara Halal bi Halal di Istana Negara.
"Ya karena memang jadinya supaya lebih enak untuk orang, oleh teman-teman dan saya, saya tidak open house tapi bersama-sama dengan presiden, insya Allah besok, karena presiden minta sama-sama saja di istana, tidak di rumah," ujar JK saat diwawancarai wartawn di rumah dinas Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Selasa (4/6).
Terlebih, JK saat ini juga masih dalam proses pemulihan kesehatan dari sakit gangguan usus. Ia sebelumnya mengaku sempat menjalani perawatan selama 10 hari di rumah sakit karena gangguan usus tersebut.
Namun demikian, ia mengaku kondisi kesehatannya kini lebih baik dibandingkan beberapa waktu lalu. "Kembali ke rumah, artinya sudah sehat, sudah lebih, tinggal pemulihan, pemulihan mungkin beberapa hari," kata JK.