REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengajak masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) agar sesegera mungkin memulihkan kondisi keuangan setelah Lebaran. Ia menganjurkan masyarakat agar tetaplah berusaha tenang dan melakukan ekstra perbaikan untuk menyehatkan kembali kondisi keuangan.
"Biasanya yang membuat dompet ikutan "bersih" adalah persiapan menjelang dan saat Lebaran," kata Kepala OJK Sulut Gorontalo dan Maluku Utara (Sulutgomalut) Slamet Wibowo di Manado, Selasa (11/6).
Slamet mengatakan sangat bagus kalau menjelang Lebaran lalu masyarakat makin rajin beribadah, makin rajin mencari pahala, atau membersihkan rumah yang jarang-jarang dibersihkan. Menurutnya, akan berbahaya kalau saking semangatnya menyambut Hari Raya Idul Fitri, warga sampai melakukan persiapan berlebihan yang menguras kantong dan terlupa kalau masih ada kehidupan setelah Lebaran.
"Padahal, puasa di bulan Ramadhan mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu, bukan justru sebaliknya," kata Slamet.
Sejak bulan Ramadhan atau bahkan sebelumnya, menurut Slamet, masyarakat harus sudah memperhitungkan pengeluaran-pengeluaran ini agar tetap bisa "hidup" sampai masa gajian berikutnya tiba. Ia menganjurkan agar masyarakat memeriksa kembali kondisi keuangan saat ini, melakukan evaluasi, dan pencatatan pengeluaran sebelum dan selama Lebaran agar bisa tahu penyebab pengeluaran menjadi berlebihan.
"Setelah itu, bisa mulai mengganti pos-pos yang terpakai," jelasnya.
Bila memakai dana darurat, lakukan juga evaluasi pada pos ini. Hitung besaran dana yang terpakai lalu coba ganti dana darurat yang terpakai tersebut.
"Hasil evaluasi ini juga bisa menjadi acuan untuk momen Lebaran tahun berikutnya agar tidak mengganggu kondisi keuangan setelah Lebaran," ungkapnya.
Slamet menjelaskan, bila selama Lebaran atau untuk persiapan Lebaran masyarakat menggunakan kartu kredit atau punya cicilan lainnya, hal penting yang harus dilakukan selanjutnya adalah membayar tagihan utang tersebut. Ia mengingatkan agar hal tersebut menjadi prioritas.
"Jangan ditunda-tunda ya. Semua utang konsumtif harus segera dilunasi karena semakin ditunda semakin berat beban kita di bulan-bulan berikutnya. Membayar utang sesuai dengan kemampuan harus dilakukan dengan konsisten untuk membantu pemulihan kondisi finansial setelah Lebaran," kata Slamet.