Selasa 11 Jun 2019 15:30 WIB

Bangunan Unik Warisan Kerajaan Islam di Nusantara

Banyak peninggalan kerajaan Islam di Indonesia yang bentuknya unik dan menarik.

Sejumlah pengujung nampak menikmati indahnya objek wisata Goa Sunyaragi di Cirebon, Jawa Barat, Ahad (17/6).
Foto: Darmawan / Republika
Sejumlah pengujung nampak menikmati indahnya objek wisata Goa Sunyaragi di Cirebon, Jawa Barat, Ahad (17/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerajaan-kerajaan Islam di nusantara  memiliki catatan sejarah penting. Mereka berperan dalam penyebaran Islam sekaligus mengusir penjajah dari bumi tercinta. Hingga kini, sisa-sisa kejayaan mereka masih bisa  kita saksikan.

Banyak peninggalan kerajaan Islam di Indonesia yang bentuknya unik dan menarik.  Bangunan ini memiliki nilai sejarah yang  tinggi. Kita bisa menyaksikan kekokohan dan keindahannnya.

Yang perlu dilakukan adalah menjaga dan merawat bangunan-bangunan tersebut agar tidak rusak. Ini mengingat usianya yang sudah ratusan tahun. Namun, yang lebih penting adalah menyelami dan memahami suasana kebatinan saat bangunan-bangunan tersebut didirikan. Yaitu, soal cinta kasih, harga diri, dan semangat pantang menyerah. Nilai-nilai  tersebut sangat dibutuhkan di zaman modern ini.

Benteng Keraton Wolio

Bangunan ini merupakan benteng pertahanan Kesultanan Buton di Bau-bau, Sulawesi Tenggara. Benteng ini dibangun pada pemerintahan Sultan Buton ketiga, La Sangaji, pada abad ke-15. Bentuknya cukup unik, yaitu seperti membentuk huruf dal.

Bangunan tersebut disusun dari batu kapur dan pasir. Luasnya mencapai 22,8 hektare dengan panjang keliling tembok 2.740 meter. Tingginya sekitar satu hingga delapan meter. Sedangkan, tebalnya mencapai 0,5 hingga dua meter.

Benteng ini memiliki 12 pintu gerbang yang disebut lawa dan 16 emplasemen meriam yang disebut baluara. Letaknya di puncak bukit yang cukup tinggi dengan lereng yang cukup terjal. Ini memungkinkan bangunan tersebut sebagai tempat pertahanan terbaik di zamannya. N

Gunongan

Gunongan merupakan bangunan sebagai bentuk cinta kasih Sultan Iskandar Muda yang memerintah Kesultanan Aceh pada 1607-1636 terhadap sang permasuri. Bangunan ini dianggap sebagai miniatur bukit yang mengelilingi istana Putri Phang di Pahang.

Bangunan gunongan tidak terlalu besar. Bentuknya unik seperti bunga dan bertingkat tiga dengan tingkat utamanya sebuah mahkota tiang yang berdiri tegak. Tingginya 9,5 meter. Letaknya di Jalan Teuku Umar, Banda Aceh.

Selain sebagai tempat bercengkerama, gunongan juga digunakan untuk tempat berganti pakaian permaisuri setelah mandi di sungai yang mengalir di tengah-tengah istana. N

Gua Sunyaragi

Gua Sunyaragi disebut juga Taman Air Sunyaragi. Ini merupakan sebuah gua yang berlokasi di Kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon. Bentuknya mirip sebuah candi.

Sunyaragi berasal dari bahasa sansekerta sunya/ yang berarti sunyi dan ragi yang berarti raga. Dulu bangunan ini difungsikan sebagai tempat istirahat dan meditasi Sultan Cirebon dan keluarganya.

Pada zaman dahulu kompleks gua tersebut dikelilingi Danau Jati. Kini danau tersebut sudah mengering. Di dalam gua ini banyak terdapat air terjun buatan sebagai penghias dan hiasan taman, seperti gajah, patung wanita Perawan Sunti, dan patung garuda. Gua Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari Keraton Pakungwati, sekarang bernama Keraton Kasepuhan.

sumber : Mozaik Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement