REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek B-30 saat ini memasuki tahap uji jalan oleh pemerintah dalam hal ini, Kementerian ESDM. PT Pertamina (Persero) mendukung proyek pemerintah ini. Salah satu dukungan Pertamina adalah menyediakan fasilitas pencampuran.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Heru Setiawan menegaskan pihaknya sudah menyiapkan 29 Terminal BBM untuk melakukan blending. "Kita sudah siap. Ini sesuai dengan strategi Pertamina dalam memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia, seperti batu bara dan sekarang kelapa sawit. Dua tahun mendatang, produksi kelapa sawit akan mencapai 50 juta ton sementara penggunaan dalam negeri 15-20 juta. Oleh karena itu, Pertamina dan stakeholders bersama ESDM, Kelapa Sawit, dan BPPT saling berkoordinasi," ujar Heru, Jumat (14/6).
Kesiapan infrastruktur Pertamina juga cukup matang. Ini melibatkan 29 terminal untuk mencampurkan fatty acid methyl ester (FAME) dan akan disebarkan ke-111 terminal BBM. Ia berharap ini adalah upaya Pertamina dalam memberikan sumbangan untuk negara dan masyarakat Indonesia.
"Kita juga ada inisiatif untuk CPO ke kilang kita untuk blending. Kita secara energi bisa secure, swasembada energi, self efficient dan memberikan sumbangan besar kepada bangsa Indonesia," kata Heru.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan membuka acara sekaligus melepas uji jalan penggunaan bahan bakar B-30 pada kendaraan bermesin diesel dengan mengibarkan bendera secara simbolis. Ia mengatakan Kementerian ESDM memiliki tanggung jawab acceptability energi bagi masyarakat.
"Pertamina telah menyiapkan kilang khusus untuk biodiesel. Ini juga sekaligus promosi kepada masyarakat untuk menggunakan B-30. Semua stakeholders juga harus menunjukkan komitmennya. Sekali komit ya komit. Jangan sampai hit and run. Pemerintah memiliki kepentingan untuk mengontrol neraca perdagangan untuk impor minyak mentah. Yang paling penting adalah acceptability energi bagi masyarakat," ujar Jonan, kemarin.