REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (17/6) sore melemah di tengah kekhawatiran investor terkait kepastian perang dagang AS-China yang tak kunjung usai. Rupiah melemah 12 poin atau 0,08 persen menjadi Rp 14.337 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.325 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan di saat perang dagang AS-Cina belum jelas juntrungannya, kini ada lagi perang dagang AS-India. "Jika perang dagang terus berlangsung dan bahkan skalanya lebih luas, maka dijamin perlambatan ekonomi global adalah sebuah keniscayaan. Sesuatu yang bisa membuat investor khawatir dan enggan masuk ke instrumen berisiko di negara berkembang," ujar Ibrahim.
Sementara itu, jelang pertemuan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), para pejabatnya dapat menggunakan untuk menandai penurunan suku bunga akhir tahun ini karena prospek pertumbuhan global melemah di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan.
"Sementara bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menahan diri dari pemotongan suku bunga pada hari Rabu, beberapa investor bertaruh bahwa Ketua Fed Jerome Powell dapat menggunakan pertemuan itu untuk meletakkan dasar bagi pemotongan di akhir tahun ini," kata Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp 14.336 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.336 per dolar AS hingga Rp 14.353 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.346 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.304 per dolar AS.