Ahad 23 Jun 2019 16:42 WIB

Kualitas Beras Bulog Dinilai Cukup Kompetitif

Kualitas beras Bulog dinilai kompetitif sebagai salah satu pilihan program BPNT.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Gita Amanda
Pekerja mengangkat beras di Gudang Bulog Makassar, Sulawesi Selatan. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Yusran Uccang
Pekerja mengangkat beras di Gudang Bulog Makassar, Sulawesi Selatan. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar 2,6 juta ton beras yang dimiliki Bulog saat ini rentan mengalami kerusakan apabila tidak disalurkan secara baik. Kendati demikian, kualitas beras Bulog dinilai cukup kompetitif sebagai salah satu pilihan ketersediaan beras dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diselenggarakan pemerintah.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai, jika Bulog ingin melakukan persaingan sebagai penyedia beras dalam program BPNT, Bulog harus menunjukkan konsistensi akan kualitas berasnya. Meski dia menilai, selama ini beras kualitas Bulog sudah dapat bersaing dengan beras milik swasta.

Baca Juga

“Kualitasnya sudah cukup baik. Kalau Bulog dapat menjamin beras premium dalam program BPNT nanti misalnya, kita tinggal lihat bagaimana konsistensi itu,” kata Nailul saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (23/6).

Lebih lanjut dia juga menilai, jika Bulog ingin masuk ke dalam distribusi BPNT, Bulog perlu mengikuti prosedur lelang yang sudah ditetapkan. Hal tersebut dinilai penting guna memberikan efek persaingan dalam penyediaan BPNT sehingga kualitas penyediaan BPNT dapat terus terjaga.

Di sisi lain, selam ini Bulog memang masih mengandalkan program pemerintah untuk menyalurkan berasnya. Sehingga apabila terjadi kapasitas penyimpanan yang berlebih, hal itu secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kualitas beras yang dimiliki Bulog. Dia mencontohkan, ketergantungan Bulog terhadap pemerintah seperti dalam program Beras Sejahtera (Rastra) yang berlangsung bertahun-tahun silam menjadikan Bulog sulit untuk mencari alternatif pendistribusian lainnya.

“Selain itu juga kan Bulog selalu menjual dalam rangka operasi pasar ya, buat stabilkan harga,” kata dia.

Untuk itu, kata dia, jika ingin melakukan persaingan secara profesional, dia menyarankan Bulog perlu melepas ketergantungan dari program pemerintah. Apabila hal tersebut terjadi, Bulog dapat memilih langkah layaknya perusahaan swasta di mana mampu bersaing di lelang BPNT, menjual beras di supermarket dengan harga bersaing, dan dapat mencari opsi penyaluran lain yang lebih dinamis dan diterima khalayak.

Kepala Bidang Informasi dan Humas Perum Bulog Tomi Wijaya menjamin kualitas beras Bulog dalam standar yang baik. Hal itu disebabkan adanya perawatan gudang serta kapasitas yang mumpuni yang diterapkan Bulog. Adapun perawatan yang dilakukan Bulog, kata Tomi, meliputi pengendalian hama gudang terpadu (PHGT) yang dilakukan secara menyeluruh di gudang-gudang milik Bulog setiap hari.

“Setiap bulan juga kami ada penyemprotan insetisida,” kata Tomi.

Dengan perawatan tersebut, Tomi meyakinkan perawatan khusus yang diterapkan Bulog dapat menjaga kualitas beras hingga 1 tahun ke depan. Dia juga menyatakan, dengan perawatan tersebut, beras-beras Bulog tidak akan mengalami penurunan kualitas apalagi rusak, seperti busuk.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement