REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Saham Asia dibayangi oleh kecemasan perdagangan pada Selasa (25/6). Sementara, risiko lebih banyak pembicaraan dovish dari Federal Reserve mendorong turun hasil Treasury dan dolar, serta mendorong harga emas naik.
Investor menunggu dengan cemas untuk melihat apakah ada sesuatu yang datang dari pembicaraan perdagangan Cina-AS akhir pekan ini. Laporan mengenai Presiden AS Donald Trump yang akan puas dengan hasil apapun dari negosiasi perdagangan juga berimbas pada sentimen negatif di pasar keuangan.
Trump dijadwalkan bertemu satu lawan satu dengan setidaknya delapan pemimpin dunia pada KTT G20 di Osaka. Pemimpin yang akan ditemui Trump itu termasuk Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Investor Cina tampaknya tidak terlalu berharap karena saham blue chip Shanghai tergelincir 1,8 persen. Itu menyebabkan indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,5 persen.
Nikkei Jepang anjlok 0,6 persen, sementara bursa berjangka E-Mini untuk S&P 500 turun 0,3 persen. EUROSTOXX 50 berjangka turun 0,2 persen menjelang pembukaan Eropa. Wall Street juga berhati-hati dengan Dow yang berakhir Senin naik 0,03 persen, sementara S&P 500 anjlok 0,17 persen dan Nasdaq 0,32 persen.
Ada lima pembuat kebijakan Federal Reserve berbicara pada Selasa, termasuk Gubernur Fed Jerome Powell. Pasar menganggap mereka akan tetap dengan sinyal dovish baru-baru ini.
Ekonom senior AS di NatWest Markets Kevin Cummins mengatakan, pasar menduga Fed akan menegaskan kembali pesan dovish yang sebelumnya disampaikan.