Jumat 05 Jul 2019 06:36 WIB

Akhlak Kasih Sayang

Akhlak kasih sayang merupakan akhlak yang terpuji lagi utama

Red: Agung Sasongko
Oase (ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Oase (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Moch Hisyam

Syahdan, Zainal Abidin Ali bin al-Husain pernah dihina orang dalam perjalanannya ke masjid. Tak terima majikannya diperlakukan demikian, beberapa orang pembantunya ingin memukul orang tersebut dan menyakitinya. Namun, Zainal Abidin melarang mereka bertindak seperti itu karena kasih sayangnya terhadap orang tersebut.

Lalu, ia berkata kepada orang yang menghina itu, “Pak, aku lebih banyak dari apa yang engkau katakan dan apa yang tidak engkau ketahui tentang diriku itu lebih banyak daripada apa yang engkau ketahui. Jika engkau meminta kebutuhan kepadaku, bilang saja dengan terus terang.” Orang tersebut tersipu malu, kemudian Zainal Abidin membuka baju gamisnya dan menyuruh pembantunya memberikan uang sebanyak seribu dirham kepada orang tersebut.

Sikap yang ditunjukkan oleh Zainal Abidin kepada orang yang menghinanya dalam kisah di atas menunjukkan bagaimana akhlak kasih sayang yang melekat pada diri cucu Rasulullah SAW ini. Pemberian maaf dan pemberian yang dilakukan oleh Zainal Abidin kepada orang yang menghinanya merupakan bentuk dari kasih sayang.

Akhlak kasih sayang yang ditunjukkan oleh cucu Rasulullah SAW tersebut harus kita teladani. Kita mesti berupaya agar akhlak kasih sayang itu melekat pada diri dan menjadi kepribadian diri kita.

Akhlak kasih sayang merupakan akhlak yang terpuji lagi utama yang harus kita miliki. Keutamaan akhlak kasih sayang ini dapat kita pahami dari firman Allah SWT dan hadis Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman, “Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.” (QS al-Balad [90] : 17-18).

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah hanya menyayangi hamba-hamba-Nya yang penyayang.” (Diriwayatkan al-Bukhari). Dalam hadis lain, “Sayangilah oleh kalian siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian disayangi siapa saja yang ada di langit.” (Diriwayatkan Thabrani dan al-Hakim).

Sifat kasih sayang terlahir dari hati yang tipis (sensitif) dan kelembutan jiwa. Hatinya sangat peka terhadap perasaan yang dikehendaki oleh orang lain dan kelembutan jiwanya mendorongnya untuk memberikan sesuatu yang ia miliki kepada orang lain.

Inilah yang menjadikan orang memiliki sifat kasih sayang selalu memaafkan kesalahan orang lain, menolong orang yang mendapatkan musibah, membantu orang lemah, memberi makan kepada orang yang lapar, memberi pakaian kepada orang yang telanjang, mengobati orang sakit, dan menghibur orang yang sedih.

Untuk itu, agar akhlak kasih sayang dapat menjadi kepribadian diri kita, salah satu upaya yang harus kita lakukan, yakni hendaknya kita membiasakan diri kita untuk membeningkan jiwa dan membersihkan hati serta mempraktikkannya dalam setiap mengerjakan kebaikan, menjauhi keburukan, dan menghindari kerusakan. Jika kita mampu melaksanakan hal ini, sifat kasih sayang tidak bisa terpisah dengan hati kita. Wallahu’alam

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوْهُۗ وَلْيَكْتُبْ بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌۢ بِالْعَدْلِۖ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ اَنْ يَّكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللّٰهُ فَلْيَكْتُبْۚ وَلْيُمْلِلِ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللّٰهَ رَبَّهٗ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْـًٔاۗ فَاِنْ كَانَ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيْهًا اَوْ ضَعِيْفًا اَوْ لَا يَسْتَطِيْعُ اَنْ يُّمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهٗ بِالْعَدْلِۗ وَاسْتَشْهِدُوْا شَهِيْدَيْنِ مِنْ رِّجَالِكُمْۚ فَاِنْ لَّمْ يَكُوْنَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَّامْرَاَتٰنِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَۤاءِ اَنْ تَضِلَّ اِحْدٰىهُمَا فَتُذَكِّرَ اِحْدٰىهُمَا الْاُخْرٰىۗ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَۤاءُ اِذَا مَا دُعُوْا ۗ وَلَا تَسْـَٔمُوْٓا اَنْ تَكْتُبُوْهُ صَغِيْرًا اَوْ كَبِيْرًا اِلٰٓى اَجَلِهٖۗ ذٰلِكُمْ اَقْسَطُ عِنْدَ اللّٰهِ وَاَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَاَدْنٰىٓ اَلَّا تَرْتَابُوْٓا اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيْرُوْنَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَلَّا تَكْتُبُوْهَاۗ وَاَشْهِدُوْٓا اِذَا تَبَايَعْتُمْ ۖ وَلَا يُضَاۤرَّ كَاتِبٌ وَّلَا شَهِيْدٌ ەۗ وَاِنْ تَفْعَلُوْا فَاِنَّهٗ فُسُوْقٌۢ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ وَيُعَلِّمُكُمُ اللّٰهُ ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun daripadanya. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa, maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk batas waktunya baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis dipersulit dan begitu juga saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sungguh, hal itu suatu kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(QS. Al-Baqarah ayat 282)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement