Ahad 28 Jul 2019 17:41 WIB

Teknologi Automasi, Kunci Efisiensi Biaya dan Waktu untuk Laboratorium Kesehatan

Prodia memperbarui sistem Total Lab Automation (TLA) di laboratorium diagnostik.

Rep: Tanayastri Dini Isna(Warta Ekonomi)/ Red: Tanayastri Dini Isna(Warta Ekonomi)
Teknologi Automasi, Kunci Efisiensi Biaya dan Waktu untuk Laboratorium Kesehatan. (FOTO: Tanayastri Dini Isna)
Teknologi Automasi, Kunci Efisiensi Biaya dan Waktu untuk Laboratorium Kesehatan. (FOTO: Tanayastri Dini Isna)

Prodia memperbarui sistem Total Lab Automation (TLA) di laboratorium diagnostik pusatnya guna menyederhanakan alur kerja di sana. Untuk itu, Prodia menjalin kemitraan strategis sengan Abbot, penyedia solusi teknologi di bidang kesehatan.

Saat ini, Prodia setidaknya sudah mengerjakan 15 juta tes di 148 laboratoriumnya secara nasional. Dengan angka itu, laboratorium klinis itu memerlukan 3.600 karyawan. Melalui penggunaan teknologi automasi, Prodia ingin mengefisiensikan biaya dan waktu di laboratoriumnya.

"Sebelumnya kami gunakan alat automasi, tapi tidak keseluruhan, hanya di laboratorium kota-kota besar. Sekarang karena volume (tes) di pusat rujukan nasional ini sangat besar, Abbot kami pilih agar lebih efisien baik dari segi cost dan waktu," jelas Presiden Direktur Laboratorium Klinim Prodia, Dewi Muliaty, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, menurut Operation & IT Director PT Prodia Widyahusada Tbk, Andri Hidayat, Prodia menangani 500 ribu sampel dalam setahun. Angka itu pun diproyeksi masih akan meningkat dua kali lipat dalam lima tahun berikutnya.

Baca Juga: Boxbot, Kirim Barang Lewat Mobil Automasi

Dalam tayangan video, Andri mengatakan, "Sekarang, teknologi automasi akan diterapkan ke seluruh proses di laboratorium."

General Manager Abbot Indonesia, Diagnostics Division, I Putu Edi Mahadi menyampaikan, "Teknologi automasi yang mutakhir memungkinkan laboratorium-laboratorium di Indonesia untuk menjawab kebutuhan pasien yang berkembang secara real time dan dalam skala yang besar."

Automasi yang awalnya hanya diterapkan di empat alat, kini sudah ditanamkan dalam tujuh alat yang saling terhubung. Dengan memanfaatkan teknologi itu, Prodia berhasil mengeliminasi sembilan proses manual di laboratoriumnya, itu berdampak signifikan terhadap kualitas proses pengerjaan.

"Dengan automasi, waktu penyelesaian hasil pemeriksaan (turn around time/TAT) meningkat sekitar 9%, dibanding Januari tahun lalu karena kita go live Januari tahun ini," ujar Kepala Laboratorium Prodia, Wiwi Rositawati.

Baca Juga: Ekspansi Bisnis, Prodia Fokus Tambah 14 Klinik Baru

Selain itu, ada peningkatan senilai 108% pada jumlah tes yang dianalisis pada 2019, dibandingkan tahun lalu. Wiwi menyampaikan, setidaknya ada 2 ribu sampel per hari yang diproses dalam laboratorium klinis pusat Prodia.

Hal-hal tersebut membuat Prodia bisa merelokasi sumber dayanya ke laboratoratorium yang sifatnya lebih mendalam (advance). Bahkan dengan jumlah yang sama, staf Prodia dapat mengerjakan sepuluh tugas baru per tahunnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement