Kamis 11 Jul 2019 08:45 WIB

Menjaga Sikap di Tanah Suci

Berbuat baik maupun buruk di tanah suci maka balasannya akan dilipatgandakan.

Red: Joko Sadewo
M. Hafil
Foto: Republika/Daan Yahya
M. Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhammad Hafil*

Selamat datang di Makkah, kota yang diberkahi Allah sebagaimana firman-Nya dalam Surat Ali Imran ayat 96 Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Maulana Muhammad Zakariya Al Khandahlawi dalam kitab Fadhilah Haji menuliskan, barangsiapa memasuki Makkah akan memperoleh keselamatan dari api neraka jika melakukan amal-amal baik.

Melakukan amal-amal ibadah di Makkah juga mendapat balasan pahala yang berlipat ganda. Misalnya, shalat di Masjidil Haram pahalanya setara dengan 100 ribu kali shalat.

Hasan Bashri, seorang tabiin yang berguru langsung pada sejumlah sahabat nabi pernah menyebutkan sejumlah amalan yang pahalanya dilipatgandakan. Di antaranya, puasa satu hari di Makkah sama dengan berpuasa 100 ribu kali di tempat lain. Kemudian, bersedekah satu dirham di Makkah sama dengan 100 ribu dirham di tempat lain dan setiap amal kebaikan yang dilakukan di Makkah akan seperti melakukan 100 ribu kali kebaikan di tempat lain.

Namun, sebagaimana pahala amal-amal baik yang dilipatgandakan selama di Makkah, begitu juga dengan kemaksiatannya. Dosa-dosanya akan dilipatgandakan berkali-kali.

Umar bin Khattab menganggap satu kali melakukan dosa di Makkah adalah 70 kali lebih dahsyat dari pada melakukannya di luar kota suci ini. Sedangkan Imam Al Ghazali menuliskan dalam Ihya Ulumuddin, perbuatan dosa sangat dilarang keras dilakukan di Makkah karena pelakunya mudah mendapatkan murka Allah.

Mengutip tulisan Mahbub Ma’afi Ramdlan yang dimuat di kanal Bathsul Masail nu.or.id berjudul ‘Pelaku Maksiat di Mekkah, Berlipat Gandakah Dosa? Disebutkan bahwa Kami lebih cenderung memilih pendapat yang menyatakan adanya pelipatgandaan balasan kejelekan yang dilakukan di Makkah atau Tanah Haram. Hal ini lebih karena mengagungkan kedudukan Tanah Haram yang jelas-jelas memiliki kelebihan di banding tempat lain.

Karena hal itulah, saya yang baru saja tiba di Kota Makkah untuk melaksanakan tugas sebagai anggota Media Center Haji (MCH), membuat tulisan pertama soal menjaga sikap di sini. Tulisan ini memang dipublikasikan untuk para pembaca.

Tetapi, sejatinya tulisan dikhususkan untuk saya sendiri sebagai pengingat. Yaitu, agar selama berada di Tanah Suci Makkah tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Islam.

Bahkan, seorang pembimbing ibadah haji beberapa waktu lalu pernah memberikan nasihat kepada saya: “Jangankan yang haram, yang makruh pun sebaiknya tidak dilakukan selama di Makkah. Karena ini sebagai penghormatan kita kepada Makkah yang merupakan kota kelahiran Nabi Muhammad SAW, awal mula perkembangan Islam, tanah suci, dan memiliki Masjidil Haram di dalamnya.”

Dan, saya meyakini, tentang menjaga sikap selama berada di Tanah Suci ini selalu ditanamkan oleh para pembimbing ibadah  maupun penyelenggara haji kepada jamaah. Sehingga, mempengaruhi sikap jamaah haji selama berada di Makkah.

Coba saja searching tentang berita-berita pengakuan dari Pemerintah Arab Saudi terhadap jamaah haji Indonesia yang dinilai paling tertib dari tahun ke tahun. Sebagai contoh, pada penyelenggaran ibadah haji tahun lalu, Gubernur Makkah sangat berterima kasih atas kerapihan, kesopanan, dan kedisiplinan jamaah haji Indonesia. Sehingga, membuat Arab Saudi selaku tuan rumah dan penyelenggara haji merasa terbantu. Ini tentu saja membuat citra positif Indonesia di mata internasional, khususnya untuk penyelenggaraan ibadah haji.

Namun, sanjungan itu bukan untuk membuat kita terlena. Tetapi, harus semakin semangat agar kita bisa mempertahankan dan  melanjutkan sikap baik jamaah haji dari tahun-tahun sebelumnya. Dan, tentu saja dengan menjaga sikap baik kita tersebut, kita bisa berperan menjaga nama baik bangsa serta membantu penyuksesan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.

*) Penulis adalah jurnalis republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement