Rabu 30 Jan 2019 06:47 WIB

Kidung Akhir Tahun

Wong bodo membodohi rakyatnya sendiri, wong pinter keminter minteri temannya sendiri

Dilarang Berbohong (Ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Dilarang Berbohong (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Puisi Oleh: Restoe Prawironegoro

KIDUNG AKHIR TAHUN 2018

Bumi goyang, langit goyang,

bintang gemintang melayang-layang

lautan tumpah, gunung batuk berdahak-

dahak

rembulan demam, matahari panas dingin

hats ... chiiih!

hats ... chih!

preet!

Bau bacin memenuhi

udara menjadi senyawa O2

para pemimpin mabuk

dalam sandiwara tipu daya

wong bodo membodohi rakyatnya sendiri

wong pinter keminter, minteri temannya sendiri

Ealah.....

tak jenthit lolo lobah

wong mati ora obah

yen obah medeni bocah

yen urip golek duwit

duwit adalah raja adalah tuan yang

diperTuhan adalah binatang buruan

yang dikejar-kejar

siang malam dicari-cari dalam setiap

kesempatan dan kesempitan sampai akhirnya kita

mabuk kesetanan

mata hilang pandang, telinga hilang dengar

mulut hilang suara, lidah hilang kata,

kata-kata hilang makna, makna

menumpuk menyampah

di kantong-kantong dan laci-laci para pengusaha

O, inilah negeri hura-hura syalala

elu elu gua gua

hidup bagai dalam gerbong kereta api

tanpa rel

tanpa masinis

tak ada pemimpin di negeri ini

kecuali para pendusta

tak ada pengusaha di negeri ini

kecuali para penjajah

maka;

bila dalam sebuah negara masih ada

rakyat yang hdiup menderita

itu kesalahan para pemimpin

bila pemimpin menutupi dosa-dosanya

dengan segala cara,

rakyatlah yang akan menderita

menanggung akibatnya.

E, ladallah.

dalam hidup yang semakin parah

banyak orang rebutan tempat basah

sang pujangga jadi gerah

inilah zaman edan, katanya

Astagfirullah

jika benar ini zaman edan

yang waras itu siapa?

Dung plak dung dung ... ser

Dung plak dung dung ... ser

mau tahu seperti apa budaya bangsa

lihatlah jalan raya

mau tahu berapa besar kekayaan para pejabat negara

lihat saja berapa besar hutang negara

inilah negeri surga para maling

tak perduli pangkat dan status

siapa saja bebas mencuri, merampok dan menipu

karena hukum bisa diatur

telinga tak mendengar suara,

mulut tak mengenal kata-kata,

mata tak mengenal bentuk dan warna

pemimpin hilang nurani, rakyat hilang

akalnya

E, ladallah

Kenapa gue jadi marah-marah

apa karena tak bisa menjarah

tauk ah gelap

Binus-palmerah; 12-12-18

TENTANG PENULIS

Restoe Prawironegoro adalah cerpenis dan penyair yang karya-karyanya banyak menghiasi beberapa media massa cetak maupun digital. Tinggal di Jakarta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement