Wahai Elang Pusaka
Tajam matamu lekat menyorot
Segala penjuru kota
Mencari jejak cengkeram cakarmu
Mencari anyir bekas tumpah darahmu
Di mana telah mereka sekap suara kebenaran?
Jalan-jalan menuju rumah masa kebangkitanmu
Di aspal habis, tak menyisakan sesidik pun bekas
kepalan pejuang-pejuangmu
Mereka tak henti-hentinya memerangi kita lewat
cerita
Mereka masih ada di dalam kelopak mata para
pemuda
Mereka bersembunyi di gendang telinga tunas
bangsa
Lalu air matamu, wahai Elang Perkasa
Kulihat menetes
Saat kau lihat kenyataan anak-anakmu yang
dibutakan
Mendengar kebodohan mereka yang ditulikan
dari sejarah
Menyaksikan pertumpahan darah antarsaudara
sendiri
Yang diprakarsai orang-orang tak bernama
Kini aku harus membawamu ke gubuk kecil
Dan meringkuk sambil menelusuri kebenaran
semua cerita
Untuk memperjuangkan jiwaku di bumi
-- Yogyakarta, 15 Agustus 2017
TENTANG PENULIS
ALIM AHADI lahir di Sumenep, 27 Oktober 1996. Mahasiswa SKI Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga. Aktif menulis di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta (LSKY).