REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rabithah Alawiyah menilai kebersamaan Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) harus diwujudkan dalam bentuk pemerintahan yang adil untuk semua. Sebab, lanjutnya, pemimpin yang adil bisa menjadi kunci untuk mewujudkan persatuan.
Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zen bin Umar Sumaith mengatakan, kemenangan Jokowi harus menjadi kemenangan bagi Bangsa Indonesia semuanya. Jangan sampai yang menikmati kemenangannya hanya pendukung Jokowi saja. Semua pihak harus menikmati kemenangan Jokowi bersama karena tidak ada lagi kubu 01 dan 02.
Ia menjelaskan, menurut Islam pemimpin yang adil harus diikuti. Apabila ada kekurangan, maka diperbaiki bersama-sama. "Ulil amri pemegang kekuasaan yang adil itu di dalam Alquran dan agama harus diikuti, dengan catatan pemimpin yang adil," kata Habib Zen kepada Republika.co.id, Ahad (14/7).
Dia berharap Presiden Jokowi dengan semua pengalaman yang dimilikinya bisa berlaku adil terhadap semua anak bangsa. Habib Zen yakin goresan dan ketidaksukaan di antara kedua belah pihak yang pernah berseberangan secara berangsur bisa hilang dengan keadilan.
Menurutnya, kunci untuk menyembuhkan masyarakat yang pernah terpolarisasi adalah keadilan. Sebab dengan keadilan dari pemimpin yang adil, Insya Allah semuanya akan terobati. "Dengan keadilan semua pihak akan mendukung, akan bersama-sama membangun negara ini," ujarnya.
Ia juga menyampaikan, Prabowo dan Jokowi sebagai atasan sudah bersatu, semoga bawahannya secara berangsur dapat bersatu pula. Kalau ada satu atau dua orang yang tetap tidak setuju, hal tersebut wajar karena selalu ada perbedaan pendapat. Tapi perbedaan pendapat tersebut jangan menimbulkan perpecahan.
"Perbedaan pendapat harus kita hargai jangan sampai perbedaan menimbulkan perpecahan bagi bangsa ini," jelasnya.
Rabithah Alawiyah juga menilai pertemuan Prabowo dan Jokowi bisa meredam masyarakat yang terpolarisasi akibat pemilihan umum. "Kebersamaan pak Prabowo dan pak Jokowi itu merupakan suatu hal yang menurut saya sangat bagus untuk bisa meredam (masyarakat) di bawah yang selama ini sudah terpolarisasi, dulu ada 01 dan 02 sekarang sudah tidak ada," kata Habib Zen.