REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) membantu guru honorer yang kisahnya viral di media sosial karena tinggal di sebelah water closet (WC) sekolah tempat ia mengajar. Ia adalah Nining Suryati (44) yang mengajar di SDN Karyabuana 3, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Banten.
Kepala Layanan Aktif BAZNAS (LAB) Iskandar Darussalam mengatakan, Nining setiap bulan menerima honor mengajar Rp 350 ribu. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ia membuka warung kecil-kecilan di lokasi yang sama dengan tempat tinggalnya di sekolah itu.
“Baznas memberikan sejumlah perlengkapan dagang dan menambah barang dagangan untuk warung Ibu Nining. Dengan bantuan ini, kami berharap dapat meningkatkan pendapatan beliau sehingga dapat memperbaiki kehidupannya,” kata Iskandar, dalam siaran pers Ahad (21/7).
Barang dagangan dan perlengkapan dagang tersebut berupa makanan ringan, bahan sembako, rak, tabung gas, dispenser, galon dan termos es. Tempat tinggal Nining yang bersebelahan dengan WC sekolah SDN Karyabuana sudah tidak bisa digunakan untuk istirahat dan bermalam.
Namun, tempat tersebut masih bisa dijadikan sebagai kantin keika jam aktif sekolah. Kini, ia menetap sementara di kediaman mertuanya.
“Sebelumnya, ia tinggal bersebelahan di WC sekolah karena rumahnya roboh dan belum diperbaiki. Lalu pihak sekolah mengizinkan Nining dan keluarganya untuk tinggal di dekat WC itu,” kata Iskandar.
Sebelumnya, Nining Suryani mengaku sudah hampir dua tahun tinggal di toilet sekolah bersama suaminya. "Saya tinggal di sini karena tidak ada lagi tempat tinggal karena rumah saya roboh. Mau bangun lagi nggak ada uang karena buat anak sekolah," ujar Nining saat diwawancara Republika.co.id di kediamannya di sekolah itu, Senin (15/7).
Nining yang sudah mengajar di sekolah tersebut selama 15 tahun menuturkan, dirinya bisa tinggal di sana atas kebaikan kepala sekolah yang memberikan bantuan bahan bangunan untuk memodifikasi ruangan toilet sekolah. Selain karena kondisi ekonomi yang lemah, alasan Nining tinggal di sana adalah ruangan yang ada di samping toilet juga difungsikan sebagai lahan usaha dengan membuka warung jajanan siswa.
"Saya jual gorengan, jual makanan ringan buat anak-anak. Ya buat cukupin kebutuhan sehari-hari," katanya.
Nining berharap agar pemerintah lebih memperhatikan nasib guru honorer yang mayoritas kesejahteraannya kurang. Nining juga meminta dibentuk regulasi yabg bisa memudahkan dirinya menjadi guru dengan status pegawai negeri sipil (PNS) yang selama 15 tahun ini ia tunggu-tunggu.