REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Muhammad Cholil Nafis mengatakan dirinya khawatir kalau anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) bersumber dari dana zakat, maka masyarakat Muslim tidak mau bayar zakat lewat Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).
"Saya khawatir kalau MBG diambil dari dana zakat, semua Muslim protes tidak mau berzakat lewat Baznas, LAZ, dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ)," kata Kiai Cholil Nafis kepada Republika.co.id, Jumat (17/1/2025).
Kiai Cholil Nafis mengatakan kebijakan tersebut baiknya dikaji terlebih dulu, karena dana zakat itu hanya untuk delapan golongan asnaf yang sudah ditentukan. Sementara anak sekolah tidak semuanya miskin, artinya tidak semua anak sekolah perlu bantuan.
Ia menjelaskan dana zakat beda dengan dana sedekah atau infaq. Tapi perlu dikaji apakah dana umat ini lebih tepat untuk makannya atau untuk biaya sekolahnya.
"Atau ini ya, dana korupsi bisa jadi alternatif pemenuhan MBG, pencucian uang yang benar, dana hasil nyolong, lalu diambil negara untuk rakyat," ujar Kiai Cholil Nafis.
Kiai Cholil Nafis menegaskan, biarkan zakat yang dana Tuhan berbasis keimanan untuk dibagi sesuai peruntukan dan tujuan syariahnya. Mungkin secara syariah masih bisa dipilah-pilah dana zakat untuk MBG, tapi secara akhlaknya tidak sesuai.
"Karena ini (MBG) janji kampanye presiden dan program nasional, bukan santunan. Khawatir kesannya Indonesia jadi negeri dhuafa dan hanya Muslim, padahal siswa-siswanya tak semuanya Muslim," ujar Kiai Cholil Nafis.
View this post on Instagram