Senin 22 Jul 2019 22:43 WIB

Blusukan, MUI Bogor Soroti Aliran Sesat Hingga Sampah

MUI Bogor mengedukasi masyarakat tentang bahaya aliran sesat.

Logo MUI
Logo MUI

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Jawa Barat melaksanakan agenda blusukan ke kampung-kampung di Kabupaten Bogor, salah satunya ke Tenjolaya. Kegiatan ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran aliran dan pemahaman menyimpang.

"Masalah yang dihadapi saat ini begitu besar, antara lain maraknya aliran dan pemahaman menyimpang, masalah sosial, dan masalah lingkungan," ujar Sekretaris MUI Kabupaten Bogor, Saepudin Muhtar alias Gus Udin usai memberikan materi sosialisasi di Aula Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Senin (22/7).

Baca Juga

Materi yang disampaikan dalam kegiatan bertajuk "Bersama membangun Indonesia berkeadaban" yaitu mengenai keorganisasian dan penguatan sinergitas antara ulama dan umara di wilayah Kecamatan Tenjolaya. 

Gus Udin berharap para ulama dan umaro menerima materi yang diberikan dan kedepan bisa membendung lebih dulu sebelum aliran dan paham menyimpang di wilayah tersebut menyebar.

"Hadir bersama Kiai Makmur Jawawi, ulama karismatik dari Bogor Barat. Selain unsur Muspika, turut hadir para kiai, tokoh masyarakat, ketua ormas dan pimpinan pondok pesantren," terang Gus Udin.

Selain mengangkat isu keagamaan, pihaknya juga memberikan materi mengenai masalah-masalah sosial. Salah satunya mengenai permasalahan sampah yang tengah konsen dibenahi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.

"Sampah di Kabupaten Bogor saat ini mencapai 2.800 ton per hari dan membutuhkan pengangkut sedikitnya 550 truk, sementara pemerintah hanya memiliki 245 armada dan satu Tempat Pembuangan Akhir (TPA)," jelasnya.

Maka, pria yang juga merupakan Juru Bicara (Jubir) Bupati Bogor, Ade Yasin ini mengajak tokoh agama dan masyarakat turut peduli dalam melancarkan program Pemkab Bogor soal penanganan sampah zonasi dan penambahan tempat penampungan sampah terpadu (TPST).

"Tentu peran serta tokoh agama dalam mengedukasi masyarakat agar cinta lingkungan sangatlah signifikan. Semoga sinergitas antara ulama dan umaro di Kabupaten Bogor makin kuat," ujarnya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement